Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru China, atau dikenal Imlek, dirayakan oleh lebih dari 20% penduduk dunia, menurut situs chinahighlights.com yang dikutip pada Senin (28/1/2019).
Imlek merupakan hari paling penting di Negeri Tirai Bambu dan bagi seluruh etnis Tionghoa yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
Baca Juga
Advertisement
Hari raya yang dirayakan setiap tahun di bulan Februari itu juga lazim diketahui sebagai Festival Musim Semi. Mereka yang merayakan kerap mengenakan warna merah dan memberikan amplop kecil atau angpau.
Lalu, seperti apa fakta menarik tentang Imlek? Berikut 6 di antaranya, yang dilansir dari berbagai sumber.
Saksikan video pilihan berikut ini:
1. Tanggal Perayaan Berubah Setiap Tahun
Tanggal untuk Tahun Baru China berubah setiap tahun. Umumnya, hari itu selalu jatuh antara 21 Januari dan 20 Februari, ditentukan oleh kalender Lunar (sistem penanggalan yang didasarkan atas perhitungan fase Bulan) yang dijadikan pedoman oleh masyarakat Tionghoa.
Sedangkan pada pada tahun ini, Imlek dirayakan pada hari Selasa, 5 Februari.
Namun, menurut kalender Lunar, Festival Musim Semi seharusnya dilakukan pada tanggal 1 hingga 15 Januari (Bulan Purnama).
Tidak seperti hari libur nasional di negara-negara Barat, misalnya Thanksgiving atau Natal, ketika Anda mencoba menghitung Imlek dengan kalender matahari (Gregorian), tanggalnya selalu berubah-ubah.
Di satu sisi, kalender Lunar masih sangat penting di negara asalnya, China, meskipun secara resmi Imlek telah dimasukkan ke kalender Gregorian, seperti bagian dunia lainnya.
Advertisement
2. Punya Nama Lain, yakni Festival Musim Semi
Meskipun bulan Februari masih masuk musim dingin, namun uniknya orang-orang Tionghoa menyebut Tahun Baru mereka sebagai Spring Festival atau 'Festival Musim Semi' (dalam bahasa China disebut chunjie).
Nama itu diberikan karena Start of Spring (4-18 Februari) adalah yang musim pertama dalam kalender matahari tradisional.
Meski cuaca masih terbilang dingin, akan tetapi Start of Spring menandai akhir dari hari-hari paling dingin dari musim dingin.
Di saat inilah, dalam legenda turun-temurun, orang-orang Tionghoa menyambut musim semi dengan membawa alat untuk menanam dan memanen, yang melambangkan awal dan 'lembaran' baru.
Hal seperti ini juga berlaku di Korea Utara, Korea Selatan, juga Vietnam.
3. Hari Untuk Berdoa Kepada Dewa dan Melawan Monster
Imlek pada awalnya adalah seremonial untuk berdoa kepada para Dewa, agar 'musim tanam' dan 'musim panen' berjalan baik.
Di China, penduduknya masih menomorsatukan sektor agraris. Di sana, panen adalah segalanya. Orang-orang juga berdoa kepada leluhur mereka, karena mereka diperlakukan leluhur-leluhur inni sebagai Dewa.
Tetapi ada satu mitos yang lebih menarik. Menurut salah satu legenda, setiap Malam Tahun Baru Imlek, monster bernama Nian akan hadir. Kemunculannya amat ditakuti warga, sehingga mereka bersembunyi di rumah.
Tetapi, ada seorang anak laki-laki cukup berani untuk melawannya, hanya dengan menggunakan petasan. Pertarungan ini pun dimenangkan oleh si remaja tersebut, dan Nian pun kalah.
Keesokan harinya, orang-orang merayakan keselamatan hidup mereka dengan menyalakan petasan lebih banyak lagi. Bagian ini, menyalakan petasan, menjadi bagian penting dari Imlek.
Advertisement
4. Banyak Kembang Api, tapi...
Seperti mitos tentang Nian, kembang api juga dianggap mampu mengusir kesialan. Karena inilah, orang-orang Tionghoa banyak yang begadang di Malam Tahun Baru China dan menyalakan petasan pada dini hari. Di pagi hari, petasan digunakan lagi untuk menyambut tahun baru, dengan harapan mendapat kesukseskan di sepanjang tahun.
Malam itu juga, sebagian besar keluarga juga membakar uang kertas palsu dan mencetak batangan emas untuk menghormati arwah sanak famili yang sudah meninggal.
Mirip dengan liburan Chuseok di Korea atau tradisi Day of the Dead di Meksiko, mereka percaya persembahan tersebut akan membawa nasib baik dan keberuntungan bagi nenek moyang mereka di akhirat.
Namun di satu sisi, berkenaan dengan kembang api, banyak kota di China yang telah melarang penggunaan bahan peledak berdaya ledak rendah. Hal itu dikarenakan oleh alasan keamanan dan kekhawatiran akan polusi udara.
Tapi, banyak orang yang tidak peduli dengan regulasi itu dan mereka tetap melakukannya.
Beijing telah melarang penggunaan kembang api selama 13 tahun. Lantas, larangan ini dicabut pada 2006 karena banyak publik yang emosi.
Jika Anda berada di China selama Imlek, Anda mungkin akan dapat mendengar dan melihat kembang api selama setidaknya 3 malam berturut-turut, dan itu bisa berlangsung selama berminggu-minggu.
5. Hari Libur Terlama dan Mudik Besar-besaran
Festival Musim Semi, secara teknis, berlangsung selama 15 hari. Tetapi perayaannya dimulai pada Malam Tahun Baru, sehingga total menjadi 16 hari. Anda juga dapat mengatakan bahwa musim liburan dimulai pada Desember, ditandai dengan Festival Laba yang dimeriahkan selama 40 hari.
Secara tradisional, Anda harus menghabiskan waktu bersama keluarga dan hanya bisa keluar setelah hari ke-5, sebab ini hari libur nasional. Sebagian besar toko juga tutup.
Jadi di bulan sebelumnya, orang akan membeli nian huo atau produk Tahun Baru Imlek. Orang-orang Tionghoa menyimpan persediaan makanan, jajajan, hadiah, pakaian baru dan masih banyak lagi.
Bagian terpenting dari Tahun Baru Imlek adalah reuni keluarga. Semua orang yang merantau harus pulang ke kota asalnya untuk makan malam bersama.
Migrasi dari kota ke desa atau kembali ke rumah untuk berlibur disebut chunyun, atau Spring Migration (Migrasi Musim Semi).
Di China, Anda dapat membeli tiket kereta pada 60 hari sebelum 'hari H'. Pada 2015, statistik yang dikeluarkan oleh pemerintah Tiongkok menunjukkan bahwa sekitar 1.000 tiket terjual setiap detik sebelum mudik tiba.
Advertisement
6. Para Lajang Menyewa Pacar Palsu untuk Dibawa Pulang
Anda tahu tentang cerita kerabat yang usil selama Thanksgiving? Ini bahkan terjadi di China selama Imlek. Terlebih bagi keluarga yang memiliki anak dewasa dan mewariskan nama keluarga yang berasal dari keturunan penting dalam budaya lokal.
Beberapa lajang yang merantau bahkan kerap menyewa pacar palsu atau untuk dibawa pulang ke kota asalnya.
Sementara itu, di saat Imlek, tradisi leluhur juga tidak memperbolehkan seluruh keturunannya untuk mandi. Begitu pula dengan menyapu rumah dan membuang sampah, tidak diizinkan sebelum tanggal 5 Januar. Ini dimaksudkan agar mereka tidak menghilangkan keberuntungan.
Di sisi lain, ada satu hari sebelum Imlek yang didedikasikan untuk bersih-bersih, yang dianggap sebagai 'alat' untuk menyapu nasib buruk dan menyediakan ruang untuk kebaikan.
Kemudian, apa lagi yang tabu selama Tahun Baru Imlek?
1. Memotong rambut (sebelum 2 Februari)
2. Menggunakan gunting, pisau, dan benda tajam lainnya
3. Berdebat, bersumpah
4. Mengucapkan kata-kata yang dianggap bisa mendatangkan kesialan (seperti "kematian" dan "penyakit")
5. Melanggar banyak hal