Kapal Pengangkut 14 Ribu Sak Semen Tenggelam Dihantam Gelombang

Tenggelam sejak Sabtu siang, 26 Januari 2019, satu ABK bernama Dasril belum ditemukan hingga Senin (29/1/2019). Pencarian masih dilakukan oleh tim gabungan Polda Riau, BPBD Kota Dumai dan Basarnas Pekanbaru.

oleh M Syukur diperbarui 28 Jan 2019, 16:00 WIB
Ilustrasi. (AFP)

Liputan6.com, Pekanbaru- Kapal kargo pengangkut 14 ribu sak semen dari Kota Dumai, Riau, tujuan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, karam setelah dihantam gelombang setinggi 2,5 meter. Sembilan anak buah kapal (ABK) termasuk kapten berhasil menyelamatkan diri setelah beberapa jam terombang-ambing di lautan.

Karam sejak Sabtu siang, 26 Januari 2019, satu ABK bernama Dasril belum ditemukan hingga Senin (29/1/2019). Pencarian masih dilakukan oleh tim gabungan Polda Riau, BPBD Kota Dumai dan Basarnas Pekanbaru.

Kepala Humas Basarnas Pekanbaru Kukuh Widodo menjelaskan, pencarian hari kedua melibatkan 15 personel gabungan. Petugas hingga kini masih menyisir perairan di Prapat Tunggal, Kabupaten Bengkalis.

"Pencarian akan dilakukan hingga tujuh hari ke depan, semoga Dasril selamat dan ditemukan petugas," kata Kukuh.

Dia menjelaskan kondisi di perairan itu pada Senin siang cukup bersahabat karena cerah dan gelombang laut tidak tinggi. Koordinasi juga terus dilakukan dengan instansi lain agar membantu.

Kabid Humas Polda Riau Komisaris Besar Sunarto menjelaskan, kapal milik PT Asia Samudera Hokindo itu berangkat dari Dumai tujuan Tanjung Balai Karimun dan ada 10 orang di dalamnya. Satu orang bernama Ismail tidak masuk dalam manifes karena masih calon ABK.

Sampai di Selat Morong, Pulau Rupat Utara, kapal mulai oleng karena dihantam gelombang tinggi. Kapten Kapal bernama Haris memerintahkan ABK segera naik anjungan, dan hanya Dasril yang masuk ke kamar mengambil sesuatu.

"ABK lainnya, Budi Santoso dan Bahtiar Rifai segera menyusul. Namun kapal keburu tenggelam, ketiganya terjebak dalam kapal," kata Sunarto.


Suara Minta Tolong

Petugas gabungan menyisir lokasi kapal karam di Kabupaten Bengkalis. (Liputan6.com/M Syukur)

Suara Dasril, Budi dan Bahtiar, sempat di dengar ABK lainnya yang sudah berhasil keluar. Hanya saja mereka tidak mampu menolong. Selanjutnya Minggu dini hari, 28 Januari 2019, melintas kapal pengangkut biji sawit dan menyelematkan kapten serta ABK.

"Yang selamat ini lalu dibawa pelabuhan, lalu dijemput BDPD Kota Dumai," kata Sunarto.

Minggu pukul 16.15 WIB, petugas mendapat kabar ada dua orang terdampar di Pantai Tanjung Leban, Kecamatan Bukitbatu, Bengkalis. Keduanya adalah Budi dan Bahtiar yang sempat berusaha menyelamatkan Dasril.

"Budi dan Bahtiar dalam keadaan selamat. Sementara Dasril diduga masih berada di kapal karena terbawa saat tenggelam. Rencananya akan dilakukan penyelaman untuk mencari Dasril," terang Sunarto.

Dalam kejadian ini, petugas mencatat kerugian mencapai Rp 5,7 miliar. Hal itu berdasarkan jumlah sak semen dengan taksiran Rp 700 juta dan nilai kapal Rp 5 miliar.

Berikut nama penumpang kapal dimaksud, Abdul Haris (54) sebagai kapten ataupun nakhoda, Pujianto (47) sebagai mualim I, Herdy Herdiana (23) sebagai mualim II, Wiyono (36) sebagai masinis II, Rinaldi Sahputra (28) sebagai juru mudi, Iwan Gatiyo (28) sebagai juru mudi II, Ismail (23) sebagai oiler, Budi Santoso (22) sebagai oiler, Bahtiar sebagai masinis III dan Dasril (belum ditemukan).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya