Liputan6.com, Jakarta - Gelombang elektromagnetik kini memang ada di mana-mana. Namun, gelombang tersebut tidak dapat dilihat hanya dengan kasat mata.
Untuk itu, seorang desainer Luis Hernan mencoba untuk menangkap salah satu dari sinyal yang tidak kasat mata, WiFi, dengan menggunakan kombinasi fotografi long exposure dan aplikasi Android.
Baca Juga
Advertisement
Teknik yang digunakan dengan bantuan aplikasi Kirlian Device Mobile yang memvisualisasikan kekuatan sinyal WiFi menggunakan serangkaian warna.
Hernan akan menerjemahkan sinyal WiFi menjadi cahaya dan warna dengan bantuan aplikasi.
Hernan mengatakan, gambar yang dihasilkan dari teknik tersebut mengingatkannya pada hantu.
"Saya percaya interaksi kita dengan gelombang elektromagnetik dapat dikarakteristikan dengan istilah yang sama dengan hantu dan spektrum," ungkap Hernan sebagaimana dikutip dari Peta Pixel, Selasa (29/1/2019).
Berikut ini jepretan yang dihasilkan dengan menggunakan teknik long exposure dan aplikasi Kirlian Mobile Device.
Mahasiswa Rancang WiFi Berteknologi Infrared, Apa Bakal Lebih Cepat?
Mahasiswa PhD di Belanda menciptakan terobosan teknologi WiFi terbaru. Koneksi WiFi canggih ini, akan menggunakan sinar infrared (inframerah).
Dengan menggunakan infrared, koneksi WiFi tersebut diklaim dapat berjalan lebih cepat dari yang biasanya.
Dikutip Tekno Liputan6.com dari Engadget, Jumat (20/3/2017), WiFi buatan mahasiswa Eindhoven University of Technology ini bisa berjalan dalam kecepatan 40 gigabita per detik dalam cakupan sinar infrared.
Bahkan, WiFi berbasis infrared juga bisa digunakan sejumlah perangkat berat, seperti laptop dan komputer.
Tim pengembang teknologi WiFi berbasis infrared telah menguji kecepatan unduh dan unggah. Hasilnya cukup menakjubkan. Namun, uji coba masih dilakukan dalam jarak dekat.
Advertisement
Masih Terkendala
Sayang, pengembangan teknologi tersebut masih memiliki sejumlah masalah.
Salah satunya adalah kendala sinar infrared yang tidak bisa menembus dinding seperti sinyal WiFi biasa.
Jadi, harus ada perangkat antena di setiap ruangan untuk bisa menghubungkan sinar infrared yang terpancar.
Inovasi WiFi berbasis infrared bukanlah yang pertama di dunia teknologi. Sebelumnya, ada juga teknologi WiFi berbasis lampu yang disebut LiFi.
LiFi merupakan teknologi nirkabel yang konon akan menjadi alternatif selain WiFi.
Teknologi ini tengah diuji untuk mengirim data. Bedanya, jika WiFi berbasis infrared dapat berjalan dalam kecepatan 40 gigabita per detik, LiFi hanya mampu 16 gigabita (maksimal) per detik.
LiFi diprediksi akan menjadi perangkat rumahan yang ramah lingkungan dan efisien. Selain berfungsi sebagai bohlam lampu LED, LiFi dipastikan bisa menciptakan koneksi antar-perangkat rumahan, mengingat teknologi ini diusung untuk era IoT (Internet of Things).
(Surya Handika R/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: