Liputan6.com, Makassar - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) membentuk tim satuan tugas (Satgas) pengamanan penyaluran bantuan sosial untuk bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sulsel.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani mengatakan tim satgas di tingkat Provinsi Sulsel ini dipimpin langsung oleh Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sulsel, Kombes Pol Yudhiawan Wibisono.
Sementara untuk wilayah Kabupaten/ Kota di Sulsel, tim satgas pengamanan penyaluran bantuan sosial untuk bencana banjir dan longsor tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres masing-masing.
"Pembentukan satgas ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Kapolri dengan Kementerian Sosial pada tanggal 11 Januari 2019," kata Dicky, Senin, 28 Januari 2019.
Baca Juga
Advertisement
Adapun tujuan dari pembentukan satgas yang didalamnya beranggotakan pihak Kepolisian dan Dinas Sosial tersebut, yakni membantu mengamankan proses penyaluran bantuan kepada para korban bencana agar pelaksanaannya tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat jenis, dan tepat cara.
"Satgas juga melaksanakan penegakan hukum bagi pihak-pihak yang menyelewengkan bantuan untuk korban bencana," ujar Dicky.
Diketahui, beragam jenis bantuan untuk korban bencana banjir dan longsor di Sulsel terus berdatangan, baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah, juga ada yang datang dari sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan elemen masyarakat lainnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Banjir dan Longsor Sulsel Telan Korban Jiwa
Hujan deras sepanjang Senin, 21 Januari hingga Selasa 22 Januari membuat beberapa wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel) terendam banjir dan longsor.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, banjir yang disertai longsor berdampak pada 106 desa di 61 kecamatan pada 13 kabupaten atau kota di Sulsel. Banjir menyebar di Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap, Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Sinjai.
Data sementara BNPB mencatat, bencana ini menyebabkan 59 orang meninggal, 25 orang hilang, 47 orang luka-luka, dan 3.481 orang mengungsi. Selain itu, 79 rumah rusak, 4.857 rumah terendam, dan 11.876 hektare sawah terendam.
"Penanganan darurat bencana banjir, longsor dan puting beliung di Sulawesi Selatan terus kita lakukan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada Liputan6.com, Jumat, 25 Januari 2019.
Luasnya wilayah yang terdampak dan cuaca hujan, kata Sutopo, menjadi kendala pihaknya bersama BPBD Sulsel dan pemerintah terkait dalam penanganan korban banjir di lapangan.
Advertisement