Liputan6.com, Jakarta Politikus senior yang juga mantan Pemred Suara Karya A Rahman Tolleng meninggal dunia, Selasa (29/1/2019).
Wartawan senior Goenawan Mohamad melalui akun Twitternya membenarkan kabar wafatnya aktifis Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia terbut.
Advertisement
"Rahman Tolleng, aktivis Gerakan Mahasiswa Sosialis (GMSos) sejak akhir tahun 1950-an meninggal pagi ini di Jakarta. Pejuang demokrasi yang konsisten, tanpa pamrih, berkali-kali gagal — tanpa putus asa. Sahabat yang tak selamanya," tulis Goenawan Mohamad di akunnya, Selasa.
Guenawan menyatakan, meski bukan penggemar puisi, ada satu sajak yang selalu dikenang dari penyair Belanda Hanriette Roland Holst:
“Kita adalah angkatan yang musti punah/Agar tumbuh generasi yang lebih sempurna di atas makam kami.”
Rahman menjadi salah satu saksi sejarah peristiwa 15 Januari (Malari) 1974. Saat itu di duduk sebagai Pemred Suara Berkarya.
Mantan Direktur Penerbitan PT Pustaka Utama Grafiti (1991-2006) itu, juga turut membidani kelahiran Partai Serikat Rakyat Independen pada 2011. Sayangnya, partainya gagal untuk menjadi peserta pemilihan umum 2014.
Putra Bugis kelahiran Sinjai, Sulawesi Selatan, 5 Juli 1937 ini meyakini berpolitik adalah salahcara memuliakan kehidupan rakyat.
Saksikan video pilihan di bawah ini: