Ikuti Bursa Global, IHSG Turun Terbatas

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 4,2 poin ke posisi 6.454 pada Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Jan 2019, 09:18 WIB
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Hal ini mengikuti wall street yang merosot.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (29/1/2019), IHSG melemah tipis 4,2 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.454. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG merosot 10,65 poin atau 0,1 persen ke posisi 6.448. Namun, laju IHSG berusaha untuk keluar dari zona merah.

Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi. Indeks saham LQ45 naik 0,11 persen ke posisi 1.020,27.

Sebanyak 122 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. 97 saham melemah dan 109 saham diam di tempat. Pada sesi I, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.464,57 dan terendah 6.444,72.

Total frekuensi perdagangan saham 40.347 kali dengan volume perdagangan 787,1 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 835,4 miliar. Investor asing lepas Rp 38,88 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.093.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham industri melemah 0,60 persen, dan memimpin pelemahan indeks saham. Disusul sektor saham konstruksi tergelincir 0,17 persen dan sektor saham tambang melemah 0,04 persen.

Sementara itu, sektor saham infrastruktur naik 0,44 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertanian mendaki 0,33 persen dan sektor saham keuangan bertambah 0,21 persen.

Saham-saham yang jadi top gainers antara lain saham INPP naik 24,15 persen ke posisi Rp 1.285 per saham, saham NATO menguat 17,92 persen ke posisi Rp 620 per saham, dan saham ALMI menanjak 14,85 persen ke posisi Rp 580 per saham.

Sedangkan saham RELI turun 20 persen ke posisi Rp 224 per saham, saham KICI merosot 7,63 persen ke posisi Rp 242 per saham, dan saham LRNA terpangkas 6,25 persen ke posisi Rp 105 per saham.

Bursa saham Asia pun sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,71 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,50 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,04 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai turun 1,17 persen, indeks saham Singapura susut 0,64 persen dan indeks saham Taiwan terpangkas 0,93 persen.

 


Prediksi Analis

Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak menguat terbatas pada perdagangan saham Selasa. Indeks diprediksi melaju terbatas seiring aksi profit taking dari investor asing.

Managing Director Jagartha Advisors FX Iwan mengungkapkan, IHSG berpotensi bergerak terbatas didukung dari pembelian bersih asing sepanjang pekan lalu. Adapun indeks hari ini, kata dia, kemungkinan diperdagangkan pada level 6.350-6.570.

"Untuk pekan ini, sentimen atau fokus akan tertuju pada perkembangan rilis data di Amerika Serikat (AS) terkait data unemployment dan payroll. Kemudian juga keputusan the Fed terkait tingkat suku bunga," kata dia kepada Liputan6.com, Selasa 29 Januari 2019.

Prediksi ini berlawanan dengan Binaartha Sekuritas. Head of Research Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan meramalkan IHSG akan cenderung tertekan hari ini.

Menurutnya, secara teknikal, potensi indeks untuk tertekan terlihat dari terbentuknya pola bearish engulfing. Indeks diasosiasikan melemah melihat pergerakannya yang mulai bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari atau lebih dikenal moving average (MA5).

"Oleh sebab itu, IHSG akan cenderung kembali tertekan pada hari ini. Indeks akan melanjutkan pelemahan pada support dan resistance di level 6.397-6.531," ujarnya.

Untuk saham moncer, pada kondisi seperti ini, saham dengan kapitalisasi besar dianjurkan Iwan untuk diincar investor saat kembali ke pasar domestik.

Saham itu antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), serta PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Sedangkan Nafan menyarankan saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), serta PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya