Facebook Gelontorkan Rp 104 Miliar untuk Kembangkan Kecerdasan Buatan

Kordinator proyek dan ketua institut Christoph Lütge menerangkan, dana Facebook penting untuk "mengidentifikasi dan menjawab masalah-masalah etika" yang muncul dari perkembangan kecerdasan buatan.

Oleh DW.com diperbarui 29 Jan 2019, 14:00 WIB
Ilustrasi Facebook. Dok: theverge.com

Liputan6.com, Berlin - Facebook baru saja menyalurkan dana 6,5 juta euro (setara dengan Rp 104 miliar), untuk kegiatan penelitian Institut Etika Kecerdasan Buatan di Universitas Teknik München (TUM), demikian disampaikan Direktur Facebook Sheryl Sandberg di sela-sela konferensi digital di München, beberapa hari lalu. 

Dilansir DW, Selsa (29/1/2019), TUM menerangkan, dana tersebut digunakan untuk proyek-proyek penelitian sosial yang berkaitan dengan kecerdasan buatan.

Dana ini, akan digunakan antara lain di bidang penelitian filsafat, etika, sosiologi dan politik.

Tujuan utamanya untuk menyusun prinsip-prinsip etika yang berakar dalam masyarakat di bidang kecerdasan buatan yang berkembang sangat cepat.

Kordinator proyek dan ketua institut Christoph Lütge menerangkan, dana Facebook penting untuk "mengidentifikasi dan menjawab masalah-masalah etika" yang muncul dari perkembangan kecerdasan buatan.

Soal itu penting, baik bagi industri, pembuat keputusan dan masyarakat secara keseluruhan. TUM menerangkan, Facebook memberi dana itu "tanpa persyaratan apa-apa".

Institut Etika Kecerdasan Buatan menyatakan lembaga ini tetap akan melakukan penelitiannya secara independen dan berdasarkan hasil ilmiah.

Tema-tema yang akan dikaji adalah tentang penggunaan dan dampak kecerdasan buatan. Lembaga tersebut juga ingin mendorong diskursus tentang etika kecerdasan buatan, serta mengembangkan metode pendekatan yang relevan untuk praktik.

Untuk itu akan dibentuk juga sebuah komisi yang terdiri dari wakil-wakil kalangan ilmiah, masyarakat sipil dan industri. TMU menyatakan tetap akan mencari pendanaan lain melalui kemitraan maupun dukungan pemerintah.

Facebook melalui seorang juru bicaranya mengatakan, "kami senang dapat mendukung pembentukan sebuah institut independen dan merasa yakin, bahwa dengan tambahan dana ini penelitian di bidang etika teknologi baru bisa dikembangkan dan masalah-masalah mendasar yang berkaitan dengan penerapan dan dampak kecerdasan buatan dapat diteliti."

Insitut Etika Kecerdasan Buatan akan berada di bawah naungan Munich Center for Technology in Society (MCTS), yang meneliti keterkaitan antara teknologi dan masyarakat.


Kritik dari Kalangan Politik

Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Politisi Partai Hijau Anne Franke mengkritik penyaluran dana dari kalangan ekonomi ke universitas.

Dia mengatakan, pendanaan itu bisa mempengaruhi independensi lembaga ilmiah, yang seharusnya melakukan penelitian demi kepentingan publik.

"Jika bidang kajian jelas-jelas juga merupakan kepentingan perusahaan pemberi dana, kemungkinan besar akan terjadi konflik kepentingan," kata Anne Franke.

"Pemberian dana dari Facebook untuk TUM "bukan alasan untuk bersorak-sorak," tambahnya.

Ini justru menimbulkan pertanyaan bagi kebijakan politik pendidikan. Artinya "model pendanaan penelitian ilmiah" harus ditinjau lagi.

Dia menambahkan, seharusnya negara bagian Bayern menyediakan cukup dana untuk penelitian tentang aspek-aspek dan dampak sosial dari kecerdasan buatan.

Universitas Teknik München menurut keterangan sendiri adalah salah satu universitas terdepan dalam bidang penelitian kecerdasan buatan.

Untuk melaksanakan penelitian secara mendasar, Institut Etika Kecerdasan Buatan "dapat memanfaatkan jaringan internasional yang sudah terjalin dalam bidang teknologi baru".

Reporter: DW Indonesia

Sumber: DW.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya