Restorasi Lahan Gambut Terbukti Kurangi Kebakaran Hutan

Badan Restorasi Gambut bersama beberapa pihak telah membasahi 679.901 hektare areal target restorasi ekosistem gambut yang berada di luar konsesi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Jan 2019, 12:00 WIB
Polisi memadamkan kebakaran di lahan gambut (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar acara peringatan Tiga Tahun Restorasi Gambut di Indonesia. Digelar di Auditorium Manggala Wanabakti Jakarta pagi ini, peringatan ini juga dihadiri Kementerian dan Lembaga, tujuh pemerintah provinsi dan kabupaten di wilayah restorasi gambut, akademisi, petani gambut, dan lembaga swadaya masyarakat.

Dengan tema Gotong Royong Jaga Gambut, acara peringatan Tiga Tahun Restorasi Gambut juga dimaksudkan untuk memantapkan komitmen para pihak dalam meningkatkan kinerja restorasi ekosistem gambut.

Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead menjelaskan, hasil yang dicapai dalam tiga tahun ini ikut berkontribusi dalam mengurangi kebakaran hutan dan lahan secara signifikan. Dia memaparkan, titik panas yang pihaknya identifikasi dalam radius 2 km dari lokasi infrastruktur pembasahan gambut sangat kecil, yakni dibawah 10 persen.

"Meskipun demikian kami sadar tugas ini masih panjang dan membutuhkan kerja keras untuk mencapai hasil yang diinginkan pada tahun 2020," tegas Nazir Foead di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa (29/1/2019).

Selama tiga tahun ini, Badan Restorasi Gambut bersama KLHK, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), TNl/Polri, pemerintah daerah, perguruan tinggi, masyarakat, dan LSM bergotong royong membasahi 679.901 hektare areal target restorasi ekosistem gambut yang berada di luar wilayah konsesi. Untuk areal konsesi dilakukan supervisi yang baru dimulai pada September 2018 lalu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Partisipasi Masyarakat

Pemadaman areal gambut oleh aparat gabungan di Provinsi Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Kegiatan restorasi gambut tiga tahun terakhir banyak dilakukan bersama masyarakat. Sebanyak 262 desa dan kelurahan didampingi BRG dan LSM melalui Program Desa Peduli Gambut. Kader restorasi di tingkat tapak berjumlah lebih 10 ribu orang yang terdiri dari guru, tokoh agama, petani kader sekolah lapang, perempuan, dan anggota kelompok masyarakat.

Terkait dengan partisipasi masyarakat dan pemerintah daerah, diberikan penghargaan kepada Desa Peduli Gambut Terbaik, Kader Kelompok Masyarakat Terbaik, Kader Sekolah Lapang dan Dinas Pengelola Tugas Pembantuan Restorasi Gambut Terbaik.

Sebagai upaya pencegahan dini terhadap kekeringan gambut, BRG memperkenalkan SIPALAGA atau Sistem Pemantau Air Lahan Gambut. Sistem ini memungkinkan kita dapat memantau Tinggi Muka Air (TMA) di ekosistem gambut secara langsung (real time).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya