Liputan6.com, Jakarta Seorang pria mengalami kejadian aneh yang terkait dengan otaknya. Dia melihat berbagai ikon di komputernya tiba-tiba melompat keluar dari monitornya dan melayang-layang di depan matanya.
Ikon-ikon tersebut bertahan selama 10 menit hingga akhirnya dia menghilang. Kejadian tersebut bukanlah cerita fantasi, namun pertanda bahwa ada yang salah dengan tubuh pria yang identitasnya disembunyikan itu.
Advertisement
Dilansir dari Live Science pada Kamis (31/1/2019), pria ini akhirnya harus dibawa ke ruang gawat darurat. Dokter segera mendiagnosisnya dengan penyakit langka bernama Sindrom Alice in Wonderland. Kondisi ini biasanya dipicu oleh beberapa penyebab seperti epilepsi, intoksikasi obat, migrain, serta penyakit kejiwaan dan infeksi.
Laporan dokter mengungkapkan bahwa pria 54 tersebut ternyata mengalami tahap awal dari glioblastoma, sebuah bentuk dari kanker otak yang agresif. Kasus tersebut dicatat dalam jurnal Neurocase pada 2 Januari lalu.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Melakukan tes MRI
Nama sindrom Alice in Wonderland diambil dari kisah terkenal karya Lewis Carroll. Para dokter menyatakan bahwa orang yang mengalami kondisi ini akan memiliki persepsi yang salah tentang tubuh mereka sendiri.
"Mempengaruhi ukuran dan posisi ruang, serta perubahan lingkungan di sekitarnya," tulis para dokter. Pria ini juga mengalami sakit kepala, mual, serta kepekaan ekstrem terhadap cahaya.
Selama pemeriksaan, dokter tahu bahwa dia mengalami migrain bulanan dan memiliki riwayat keluarga dengan tumor otak. Namun, pemeriksaan neurologis terlihat normal. Begitu juga dengan pemeriksaan electroencephalography (EEG) dan computed tomography (CT).
Pria tersebut harus menjalani tes magnetic resonance imaging atau MRI. Dari situ, terlihat bahwa ada lesi sepanjang 2,5 inci di daerah temporal-oksipital kiri otaknya yang ternyata gliobastoma.
Advertisement
Daerah otak terkait dengan persepsi
Daerah otak itu terkait dengan persepsi dan orientasi spasial. Sehingga, hal tersebut membuat penglihatan pria ini menjadi aneh.
"Apa yang saya lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah, tumor otak bisa menunjukkan gejala neurologis apa pun, tergantung di mana tumor itu berada," kata neuro-onkologis Perlumutter Cancer Center di Langone Medical Center, New York University, Dr. Sylvia Kurz yang tidak terlibat dalam kasus ini.
Kurz juga memuji pemeriksaan rinci yang dilakuikan oleh para dokter. Dia mengatakan bahwa apabila seorang pasien memiliki riwayat sakit kepala yang berlangsung lama atau sesuatu yang tidak pernah terjadi, hal itu tetap membutuhkan evaluasi menyeluruh.
"Dan evaluasi otak yang paling terperinci dari perspektif pencitraan adalah pemindaian MRI otak," katanya.
Glioblastomas sendiri menurut Kurz berkembang dengan cepat. Kemungkinan, hal itu sudah terjadi beberapa bulan sebelum dia melihat ikon komputer keluar dari layar.
Dilaporkan bahwa pasien ini sudah menjalani operasi pengangkatan tumor serta perawatan kemoterapi dan radiasi. Setahun kemudian, dia kembali ke rumah sakit untuk mengangkat tumornya yang kembali lagi.
Namun, dua puluh bulan setelah itu, pria tersebut diketahui baik-baik saja tanpa ada glioblastoma. Menurut American Brain Tumor Association, keberlangsungan hidup penderita biasanya hanya 11 sampai 15 bulan.