Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) terus berupaya mendorong komoditas ekspor perikanan Indonesia ke Jepang. Salah satunya yakni melalui ikan tuna yang dinilai memiliki pangsa pasar yang besar di negeri Sakura tersebut.
"Sekarang dengan tuna Indonesia yang sangat banyak tentunya kita perlu kerja sama, karena Jepang itu salah satu bayer tuna terbesar di dunia," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, dalam acara Indonesia Japan business and Investment Forum, di Kementerian KKP, Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dalam Indonesia Japan Business and Investment Forum ini, Pemerintah Indonesia juga membuka peluang kesempatan bisnis bagi pelaku usaha baik Indonesia dan Jepang. Setidaknya, ada beberapa sektor seperti logistik, rantai dingin, trading ikan, dan processing yang diharapkan dapat dikembangkan lagi oleh kedua negara.
"Kita akan mengembangkan lebih banyak lagi potensi-potensi bisnis Jepang Indonesia, yang sudah ada tentunya kita lanjutkan kalau bisa kita kembangkan lebih besar lagi," jelasnya.
Sebelumnya, Susi meminta pembebasan tarif bea masuk produk perikanan Indonesia ke Jepang. Selama ini produk perikanan Indonesia masih dikenakan tarif bea masuk rata-rata sebesar 7 persen oleh Pemerintah Jepang.
Sedangkan fasilitas tarif bea masuk pada produk perikanan yang diberikan Jepang kepada Thailand dan Vietnam berbeda, bahkan hingga nol persen.
"Tolong approve pembebasan tarif impor perikanan kita, ini bukan untuk pelaku bisnis Indonesia saja, tapi juga perusahaan Jepang. Harapannya dari tujuh persen bisa menjadi nol persen," kata Menteri Susi.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Indonesia-Jepang Jajaki Kerjasama di Sektor Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengundang 13 pengusaha Jepang yang tergabung dalam Japan External Trade Organization (JETRO) ke Jakarta. Ini dilakukan sebagai upaya dalam menarik investasi pada industri perikanan Indonesia.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, dalam forum ini pemerintah Indonesia membuka peluang kesempatan bisnis bagi pelaku usaha baik Indonesia dan Jepang. Setidaknya, ada beberapa sektor yang diharapkan dapat dikembangkan oleh kedua negara.
Baca Juga
"Di sini ada 13 perusahaan yang diprakarsai oleh Jetro yang bergerak di sektor manufacturing, cold storage dan logistik. Kami di Indonesia hadir perusahaan yang bergerak di sektor processing kemudian ada angkutan, trading ikan. Mudah-mudahan temen temen bisa bertemu dan bisa menghasilkan bisnis-bisnis opportunity yang bisa di eksekusi dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang," ujar dia dalam Indonesia Japan business and Investmen Forum, di Kementerian KKP, Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Rifky mengatakan, ada tiga area yang sekiranya akan disoroti Indonesia yakni di bidang logistik, rantai dingin dan processing. Sebab, selama ini ekspor Indonesia ke Jepang lebih banyak dilakukan dari di wilayah Jakarta, Surabaya dan Bali.
"Kita ingin mengembangkan lagi direct logistik dari Indonesia sebelah timur, mungkin pulau Sulawesi dulu bisa di Makassar dan Belitung. Besok delegasi Jetro juga akan berkunjung ke Sulawesi Utara Pulau Manado dan Belitung serta Makassar. Semoga Jepang bisa menambahkan dan mengmbangkan potensi-potensi bisnis yang bisa dikembangkan bersama," sebut dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement