Risiko Jangka Panjang Balita dengan Berat Badan Kurang

Berat badan balita yang kurang dapat menimbulkan risiko berbahaya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 30 Jan 2019, 09:00 WIB
Anak balita menangis saat ditimbang di Puskesmas, Kaduhejo, Pandeglang (Foto:Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Ada risiko berbahaya jangka pendek dan panjang pada balita yang memiliki berat badan kurang (underweight). Efek jangka pendeknya adalah sistem kekebalan tubuhnya rendah sehingga rentan sakit. 

"Pertumbuhan anak jadi tidak optimal. Yang pasti mengganggu tumbuh kembang anak. Anak nanti cenderung pendek," kata dokter spesialis anak konsultan Conny Tanjung dalam acara "Dukung Orangtua Cek Berat Badan Ideal Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal" di Kemang, Jakarta, Selasa,( 29/1/2019). 

Efek jangka panjang yang dialami anak bisa mengalami gangguan perkembangan otak dan fisik, seperti gangguan daya pikir juga interaksi sosial. Saat dewasa, anak tersebut mengalami gangguan kesehatan yakni penyakit metabolik.

"Masalah (gangguan kesehatan) saat dewasa bisa berupa penyakit metabolik. Contohnya, penyakit jantung, diabetes melitus, dan hipertensi," lanjut Conny.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:


Anak jadi stunting

Berat badan balita kurang berujung perlambatan pertumbuhan. Kondisi yang tidak tertangani ini akan membuat anak jadi stunting.

"Perlambatan pertumbuhan bisa membuat anak jadi stunting, terutama menyasar pada anak di bawah 2 tahun," Conny menambahkan.

Stunting adalah kekurangan gizi kronis pada anak, yang disebabkan kurang asupan dan nutrisi. Faktor penyebab stunting bukan hanya dari gizi saja, melainkan MPASI yang tidak tepat, sanitasi buruk, dan lingkungan tempat tinggal anak yang tidak higienis.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya