Liputan6.com, Garut - Iip Sumantri (54), salah satu nasabah Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Utama (KCU) Garut, Jawa Barat, belum bisa tidur nyenyak lantaran uangnya raib tanpa sebab di rekening BNI miliknya.
Padahal PNS Polres Garut itu mengaku, selama ini korban tidak merasa melakukan transaksi. Kasusnya pun kini tengah diselidiki Polres Garut.
"Tabungan saya di BNI itu seharusnya Rp 38 juta, namun ketika saya cek pada awal 2019 hanya ada Rp 19 juta, dengan kata lain yang Rp 19 juta sudah raib," ujar Iip kepada Liputan6.com, Selasa (29/1/2019).
Iip mengatakan, pembobolan ATM belasan juta itu jelas mengusik pikirannya, terlebih simpanan tersebut merupakan jerih payahnya menabung dari uang remuneurasi sejak 2017 lalu.
"Rata-rata uang remunerasi yang ditabung di Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar Rp 1,4 juta per bulan," ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Awalnya ia tidak mengalami firasat apapun, namun setelah pengecekan di ATM BNI terdekat, ia nampak kaget setelah saldo yang tersedia, hanya berjumlah setengah dari uang hasil menabung selama dua tahun itu.
Untuk mengetahui adanya transaksi, ia kemudian melakukan konfirmasi kepada petugas BNI Cabang Garut, termasuk melakukan cetak ulang seluruh transaksi yang telah dilakukan.
Hasilnya sungguh mencengangkan, jika sejak 2018 lalu ada sejumlah penarikan uang dari rekening miliknya menggunakan kartu ATM, termasuk transfer sejumlah uang ke bank lain.
Tak terima uangn.ya raib, korban kemudian mendatangi pihak perbankan BNI Garut, serta menjelaskan apa yang terjadi. Menurut Iip selama ini, dirinya dan keluarga mengaku tidak pernah melakukan transaksi dalam bentuk apapun.
Bahkan kartu ATM miliknya saat ini, belum pernah digunakan sama sekali dan masih tersimpan rapi di rumah. "Nomor pin-nya juga masih nomor awal dari BNI dan belum diubah," ungkap dia.
Untuk mengungkap siapa pelaku pembobolan ATM miliknya, korban kemudian meminta pihak BNI cabang Garut, memperlihatkan rekaman CCTV perbankan, yang disesuaiakan dengan tanggal pengambilan uang di rekening miliknya.
"Saya nabung di BNI karena percaya uang saya akan aman, namun kenyataannya malah seperti ini," ujar dia kesal.
Akhirnya setelah tiga pekan lamanya menunggu, rekaman CCTV yang diminta korban Iip diperlihatkan pihak perbankan BNI Garut. Namun sayang, dalam gambar itu, tidak terlihat jelas siapa pelakukanya.
"Padahal uang tersebut sangat saya butuhkan untuk keperluan biaya kuliah anak saya dan umroh," ujarnya.
Manajer Bidang Pelayanan Nasabah BNI KCU Garut, Lina, mengakui adanya pengaduan yang disampaikan salah satu nasabahnya itu, dan langsung melakukan pengumpulan data.
"Hasil data sementara, pengambilan uang dilakukan di ATM dengan menggunakan kartu ATM yang sama," ujarnya.
Lina menyatakan, sesuai dengan aturan, jika kartu ATM sudah diserahterimakan ke pihak nasabah, maka seluruh transaksi yang terjadi, merupakan kewenangan sepenuhnya pemilik kartu ATM itu.
"Kami sudah melihat CCTV, yang mengambil berjenis kelamin laki-laki," kata dia.
Simak juga video pilihan berikut ini: