Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang merekam unjuk rasa buruh di kawasan pabrik beredar di media sosial. Demonstrasi buruh ini disebut-sebut terjadi di Morowali, Sulawesi Tenggara. Kabarnya para pekerja ini menolak keberadaan TKA asal China yang bekerja di Morowali.
Dalam video berdurasi 2 menit 5 detik ini memperlihatkan para buruh yang tengah melakukan unjuk rasa. Tampak juga beberapa mobil aparat yang menjaga demonstrasi para buruh itu.
Advertisement
Dalam video itu juga terdengar suara seseorang yang menjelaskan tentang demonstrasi buruh tersebut.
"Puluhan ribu, ratusan ribu bahkan, banyak banget. Pekerja Chinanya membludak. Membahayakan subhanallah," kata seseorang dalam video tersebut.
Video ini kemudian viral di facebook. Misalnya saja seperti yang diunggah oleh akun Lamberth Lerebulan pada Kamis 25 Januari 2019.
Selain mengunggah video itu, akun ini juga menambahkan sebuah narasi tentang demo tersebut.
"Kita ketahui bersama buruh TKA Cina yg demo itu jumlah yg cukup besar ratusan ribu di Morowali... Mana LBP yg bilang TKA sedikit saja... Turun dn aman kn TKA utk segera dipulangkan ke Cina.... Jgn jadi penghianat bangsa !!! Luhur ini jongos Etnis Cina... Krn lebih membela TKA drpd Pribumi... Luhur hrs bisa atasi ini... Perhatikan Pribumi!!! Salam Damai," tulis Lamberth Lerebulan.
Video yang diunggah Lamberth Lerebulan telah ditonton sebanyak 1000 kali dan 17 kali dibagikan warganet.
Selain Lamberth Lerebulan, video yang sama juga diunggah akun facebook lainnya yaitu Tokino Soewito pada 25 Januari 2019 lalu.
"Demo TKA di MOROWALI," tulis Tokino Soewito.
Video yang diunggah Tokino Soewito ini tekah ditonton 329 kali dan mendapat 8 komentar warganet.
Fakta
Dari hasil penelusuran, kabar tentang pekerja di Morowali yang menolak keberadaan TKA China ternyata tidak benar.
Hal ini sebagaimana yang diberitakan Liputan6.com dengan judul berita 'Moeldoko: Demo Buruh Tolak TKA China di Morowali Hoaks' pada 25 Janauari 2019.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan unjuk rasa buruh di Morowali, Sulawesi Tenggara pada Kamis 24 Januari 2019 bukan aksi penolakan kehadiran pekerja asing asal Tiongkok.
Menurut Moeldoko, demonstrasi pekerja tersebut untuk menuntut kenaikan upah kerja.
"Jangan termakan berita hoax," ujar Moeldoko dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Moeldoko mengatakan tuntutan para pekerja tengah dibahas secara tripartit. Pertemuan perwakilan pekerja, perusahaan, dan pemerintah daerah sedang memformulasikan berapa kenaikan yang pas bagi pekerja.
Kenaikan harus sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. "Sebaiknya kita semua saling bersabar menunggu hasil perundingan," tambah Moeldoko.
Dia berharap selama proses perundingan tidak ada aksi intimidasi. Sehingga, semua pihak bisa berpikir dan merumuskan secara jernih.
Tak hanya itu, Kementerian Ketenagakerjaan juga meluruskan kabar tersebut. Dalam akun facebook resminya, Kemenakertrans menjelaskan perihal demo di Morowali itu.
"Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri memberikan klarifikasi terkait demo pekerja di PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Demo pekerja di Morowali menuntut kenaikan upah minimum sektoral kabupaten (UMSK) bukan demo tenaga kerja asing (TKA) China atau demo menolak TKA China.
Tuntutan kenaikan USMK tersebut saat ini prosesnya sedang ditangani oleh otoritas yang ada di daerah. Oleh karenanya, Menaker berharap kepada seluruh masyarakat untuk tidak termakan hoaks pekerja di Morowali demo TKA China atau demo menolak TKA China.
“Saya harap agar persoalan UMSK di Morowali menemukan solusinya dalam waktu dekat,” kata Hanif.," tulis akun Kementerian Ketenagakerjaan.
Advertisement
Kesimpulan
Kabar soal demo buruh di Morowali yang menolak TKA China ternyata salah. Unjuk rasa para pekerja itu menuntut kenaikan upah minimum sektoral kabupaten (UMSK).
Narasi dan suara di dalam video itu ternyata tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.