Liputan6.com, Kairo - Nagwa Yousef Ghorab, seorang perenang perempuan asal Mesir berusia 76 tahun ini masih berupaya mencari gelar juara di usianya yang tak terbilang muda lagi.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (30/1/2019), Ghorab pertama kali berenang pada usia empat tahun. Pada usia 14 tahun, perenang putri itu meraih gelar juara gaya bebas dan punggung untuk Mesir dalam kategori usia di bawah 16 tahun (U-16).
Baca Juga
Advertisement
Namun, dia harus berhenti berlomba pada usia 18 tahun, karena Mesir saat itu tidak punya kompetisi untuk atlet renang dewasa. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berlatih hingga puluhan tahun kemudian.
"Saya akan membuktikan kepada Anda dan semua orang bahwa usia bukan halangan, bila Anda punya kemauan. Dan, bila Anda punya pandangan positif dalam kehidupan," kata Ghorab.
Kompetisi renang untuk atlet dewasa akhirnya kembali diadakan di Mesir pada 2005. Ghorab, untuk pertama kali sepuluh tahun kemudian, naik ke podium internasional setelah memenangkan dua medali perunggu di sebuah kejuaraan di Rusia.
"Ini sudah ada dalam diri saya selama 60 tahun, menunggu untuk dilepaskan," katanya.
"... Saya ingin maju di pertandingan internasional. Saya tidak ingin dikalahkan siapa pun. Apalagi, saya berkompetisi atas nama negara saya."
Ghorab sekarang sedang berlatih untuk kejuaraan di Korea Selatan. Pelatihnya, Haytham Sabry, mengatakan dia punya semangat seperti atlet berusia 20 tahun.
"Dia punya tekad kuat saat udara dingin maupun panas. Dia masih datang setiap hari untuk berlatih. Tidak ada kejuaraan ingin dia lewatkan," kata Sabry.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Penyintas Kanker Payudara
Kisah inspirasi lainnya juga datang dari seorang lansia asal Maryland, Amerika Serikat. Rita Eisenberg selalu menganut gaya hidup sehat yang aktif. Dia perenang yang tekun hampir sepanjang hidupnya.
"Pikir-pikir, sekian tahun saya berenang mungkin sudah berenang menyeberang melintasi negara bolak-balik," kata Rita.
Tapi pada tahun 1980 Rita didiagnosis menderita kanker payudara.
Dia baru berusia 49 tahun kala itu, memiliki pernikahan yang bahagia dan menjadi ibu dari tiga anak laki-laki.
"Seperti tirai diturunkan. Apa? Saya menderita kanker payudara? Bagaimana saya bisa terkena kanker payudara? Dokter mengatakan ada beberapa pilihan. Saya katakan saya tidak mau melakukan apapun. Dokter mengatakan itu bukan salah satu pilihan," kata Rita.
Rita menjalani masektomi. Lalu, dia memilih operasi rekonstruksi yang langka. Dua tahun kemudian kanker itu kambuh lagi. Serangkaian pengobatan radiasi membawa hasil yang menggembirakan. Sekarang, dia bebas kanker selama lebih dari 30 tahun.
Berenang, kenang Rita membawanya melewati masa-masa paling gelap dari penyakit ini.
"Butuh beberapa saat untuk menggerakkan lengan, saya tidak bisa mengangkat lengan. Butuh waktu," kata Riga.
"Tetapi, meskipun saya menjalani radiasi, saya tetap berenang. Hal itu seperti mengembalikan keseimbangan saya. Sebagian orang melakukan meditasi, saya berenang."
Tapi dorongan anaknya membuat latihan Rita ke tingkat baru. Putranya meyakinkannya agar ikut dalam Olimpiade Senior Amerika.
"Ketika pertama kali diberi tahu mengenai ide itu, saya menolak, tidak ingin melakukannya. Saya tidak ingin bersaing kemudian putra saya mengatakan tidak perlu bersaing, jalani, berenang dan nikmati saja. Saya kemudian setuju dan tahu-tahu saya ikut berkompetisi, saya berlatih dan memacu diri," kata Rita.
Rita memenangkan dua medali emas dan perak di Maryland, kemudian berada diurutan keempat, secara nasional.
"Ketika kembali dari Olimpiade senior dan mendapat dua medali emas dan perak, dia berterima kasih kepada saya karena telah mendorong untuk melakukannya. Dia mengatakan akan membuat obituari saya jauh lebih menarik. Cara yang baik untuk untuk memandang hal itu," kata Adam Eisenberg, putra Rita.
Bagi mereka yang sedang berjuang melawan kanker, Rita punya beberapa saran: syukuri dukungan, tetap aktif, dan jauhi stres.
Advertisement