Ini Target Penjualan Listrik PLN pada 2019

PT PLN (Persero) menargetkan penjualan listrik sebesar 245 Tera Watt hours (TWh) pada 2019.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Jan 2019, 09:30 WIB
Suasana ruang panel listrik di Rusun Benhil, Jakarta, Kamis (5/11/2015). Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, per 1 Januari 2016, harga tarif listrik pelanggan 450 VA akan tetap dan tidak berubah, yakni Rp415 per kWh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menargetkan penjualan listrik sebesar 245 Tera Watt hours (TWh) pada 2019, ‎dengan mengandalkan konsu‎msi listrik dari golongan ‎pelanggan industri.

Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso mengatakan‎, target penjualan listrik 2019 naik 13 TWh, dari realisasi penjualan listrik 2018 sebesar 232 TWh. 

"Target 2019 sebesar 245 TWh, naik 13 t‎Wh jadi dari 2018 ke 2019," kata Iwan, di Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Iwan menuturkan, untuk mengejar target penjualan listrik 2019, akan mengandalkan sektor industri sebagai pengguna listrik terbesar, meski jumlah pelanggannya lebih‎ sedikit dibanding pelanggan rumah tangga.

"Kalau dari segi persen, 40 persen itu industri, kalau rumah tangga sekitar hampir 50 persen," tutur dia.

Untuk realisasi penjualan listrik sepanjang 2018 mencapai 232 TWh, tumbuh 5,15 persen dari penjualan 2017. Namun, pertumbuhan tersebut tidak sesuai yang diharapkan sebesar 7 persen.

Penyebab pertumbuhan penjualan listrik melambat pada 2018 adalah, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mempengaruhi konsumsi listrik nasional. "K‎urang sedikit dari target 2018 karena pertumbuhan ekonomi," kata dia.

 


Penjualan Listrik Hanya Tumbuh 5,15 Persen

Dalam Promo Gemerlap Lebaran 2017, PLN memberikan potongan biaya penyambungan tambah daya listrik.

PT PLN (Persero) mencatat realisasi penjualan listrik sepanjang 2018 sebesar 5,15 persen lebih rendah dari target sebesar 7 persen.  Sedangkan  jumlah pelanggan 71,9 juta. 

‎Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso mengatakan‎, realisasi penjualan listrik sepanjang 2018 mencapai 232 tWh, tumbuh 5,15 persen dari penjualan 2017. Namun, pertumbuhan tersebut tidak sesuai yang diharapkan sebesar 7 persen.

"Asumsi pertumbuhan penjualan listrik 2018 5,15 persen‎," kata Iwan, di Jakarta, Selasa 29 Januari 2019.

Iwan mengatakan, penyebab pertumbuhan penjualan listrik melambat pada 2018 adalah, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mempengaruhi konsumsi listrik nasional.

"K‎urang sedikit dari target 2018 arena pertumbuhan ekonomi," tutur dia. 

Untuk pertumbuhan pelanggan sepanjang 2018 mencpai 5,65 persen dari 2017 sebesar 68 juta ‎pelangan menjadi 71,9 juta pelanggan. Sementara daya tersambung listrik juga mengalami kenaikan menjadi 130.281 Mega volt Amper (MvA) dari tahun sebelumny 112.018 MvA.

Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto berharap, pihaknya masih mendapat laba untuk laporan keuangan. Dia pun belum bisa menyebutkan karena masih dalam proses audit.

"Rugi kurs pasti mengecil. Yang penting semoga-moga tahun ini," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya