Tradisi Imlek Cuci Patung Saat Dewa Dewi Menghadap Penguasa Langit

Sebelum membersihkan patung, warga Tionghoa menggelar ritual sembanyang doa bersama melepas kepergian dewa dewi melapor ke penguasa langit. salah satu rangkaian tradisi Imlek.

oleh Panji Prayitno diperbarui 01 Feb 2019, 00:01 WIB
Warga Tionghoa Cirebon bersama-sama membersihkan patung dewa dewi di Vihara Welas Asih dalam menyambut perayaan Imlek. (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Sejumlah ritual dilakukan warga Tionghoa Cirebon menyambut perayaan Imlek yang jatuh pada 5 Februari 2019 mendatang. Mereka mengikuti berbagai rangkaian ritual sebelum memasuki puncak imlek.

Salah satunya adalah membersihkan patung dewa dewi yang ada di Vihara Welas Asih Kota Cirebon. Pengurus Vihara Welas Asih Bidang Kerohanian Romo Djunawi mengatakan, pembersihan patung dan tempat ibadah merupakan salah satu tradisi yang tak bisa lepas dari Imlek.

"Sebelum kita membersihkan patung kami menggelar ritual sembahyang dan doa bersama melepas para dewa yang ada di patung ini ke langit. Jadi kami bersihkan patung dalam kondisi dewa dewi sedang ke langit," kata dia, Rabu (30/1/2019).

Tercatat sekitar 20 patung dewa dewi yang ada di Vihara Welas Asih Cirebon ini. Sang dewa dewi tersebut diantar ke langit untuk melaporkan apa saja yang sudah diperbuat umatnya semasa hidup baik dirumah maupun tempat ibadah.

Dia mengatakan, patung dewa dewi tidak hanya ada di tempat ibadah umat Tionghoa saja. Tidak sedikit umat Tionghoa juga memasang patung dewa dewi di rumah masing-masing.

"Setelah dewa pergi ke langit patung tersebut seakan tak berpenghuni jadi kami bersihkan berikut kelenteng dan pernak perniknya," ujar Kusnadi.

Namun demikian, kata dia, tidak semua dewa yang ada di kelenteng pergi ke langit. Oleh karena itu, umat Tionghoa meyakini masih banyak dewa di kelenteng pada malam Imlek nanti.

Usai menggelar perayaan Imlek, umat Tionghoa di Cirebon juga masih disibukkan dengan persiapan upacara menyambut kedatangan dewa dewi ke bumi. Baik di tempat ibadah maupun di rumah warga Tionghoa itu sendiri.


Sambut Kedatangan

Warga Tionghoa Cirebon bersama-sama membersihkan patung dewa dewi di Vihara Welas Asih dalam menyambut perayaan Imlek. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Dalam menyambut kedatangan dewa, umat Tionghoa akan mengikuti prosesi ritual penyambutan. Umat Tionghoa akan menggelar sembahyang bersama di kelenteng masing-masing.

"Setelah itu sembahyang menyembah Tuhan pencipta," sebut dia.

Di tengah proses persiapan mengantar Dewa ke langit, umat Tionghoa juga menyiapkan berbagai sajian manis. Mulai dari buah hingga kue keranjang maupun dodol Cina pun disiapkan.

Makanan manis dan berangkatnya dewa dewi ke langit memiliki keterkaitan. Dia mengatakan, kue atau makanan manis yang disediakan untuk dijadikan bekal Dewa ke langit.

Tujuannya agar ketika sang Dewa melapor kepada penguasa jagat raya selalu baik dan positif. Oleh karena itu, dalam perayaan Imlek di Indonesia selalu identik dengan kue Dodol Cina atau sajian jajanan yang manis.

"Secara keseluruhan rangkaian Imlek itu 2 minggu setelah itu ada Cap Go Meh kemudian setelahnya juga ada," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya