Liputan6.com, Jakarta - Gelaran ONE Championship Manila, Filipina, beberapa waktu lalu memunculkan beberapa hasil mengejutkan. Rangkaian laga ONE: Hero's Ascent, yang disaksikan ribuan penggemar di Mall of Asia Arena, Manila, seolah jadi pembelajaran penting bagi Egi Rozten, satu-satunya atlet Indonesia yang bertanding di Manila.
Berlaga di divisi strawweight, di ajang yang disiarkan SCTV ini, Egi menelan pil pahit ketika melawan penantang asal India dari disiplin dasar wushu, Himanshu Kaushik. Serangan pukulan keras dan cepat yang dilancarkan setelah kaitan kaki dan bantingan, membuat Himanshu menang KO atas petarung Indonesia itu di ronde pertama.
“Saya belajar banyak dari pertandingan ini, karena bertanding di luar negeri sama sekali tidak seperti tampil di negara sendiri,” kata Egi.
Menurutnya, hambatan sudah terasa sejak tiba di Manila karena dehidrasi, yang berdampak tidak stabilnya berat badannya. Ia sampai harus mengikuti 3 kali timbang badan, karena bobotnya dianggap masih tidak sesuai untuk turun di laga strawweight.
Baca Juga
Advertisement
“Di kancah ONE Championship, pertandingan bukan hanya soal berat badan; tapi aspek dehidrasi setiap atlet juga sangat dipertimbangkan. Kalau berat badan sudah pas tapi tingkat dehidrasi tinggi, tetap tidak lolos,” jelas Egi.
“Hal ini menyebabkan saya harus banyak minum dan makan, yang berdampak berat badan bisa kembali naik. Itu pengalaman yang berharga sekali buat saya.”
Menurut atlet yang mengalahkan petarung Malaysia, Eddie “The Clown” Kalai, November lalu di ONE Championship: WARRIOR’S DREAM di Jakarta, bobot tubuhnya sudah ideal selama persiapan di Jakarta.
Namun penyesuaian singkat di lokasi tanding yang baru agaknya berdampak pada perubahan kondisi fisik. Ia menambahkan, sebenarnya tidak ada kendala sama sekali dalam teknik tanding. Atlet yang juga menang TKO atas Riski “King Kong” Umar dalam pertandingan ulang mereka pada September lalu, sudah mempelajari seluruh teknik lawan asal India itu selama persiapan.
Sayangnya, problem berat badan dan dehidrasi membuatnya merasa lemas dan gugup. Himanshu yang mengetahui kondisi lawannya, memanfaatkan situasi dengan maksimal.
Gelar Evaluasi
Tim IndoGym telah mengevaluasi laga di Manila dan mempersiapkan Egi untuk perbaikan teknis, agar mencapai kondisi optimal berat badan serta menghindari dehidrasi, setidaknya 2 pekan sebelum laga. Petarung asal Bandung, Jawa Barat, itu tetap semangat setelah menuai pelajaran berharga di Filipina.
“I will be back stronger,” janjinya, seraya mengucapkan tekad untuk menambah kemenangan laga di tahun 2019 karena tidak ingin menyia-nyiakan waktu dan kesempatan sebagai atlet ONE.
“Motivasi utama saya adalah untuk menjadi sejarah baru bagi Indonesia, bahwa saya bisa berkompetisi di kancah internasional. Saya akan berlatih lebih keras terutama untuk mengantisipasi teknik-teknik lawan, menghadapi kemungkinan laga terdekat bulan Mei nanti di Jakarta," dia menegaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement