Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian besar orang, mi instan adalah alternatif paling mudah untuk membuat kenyang. Terlebih, saat tidak ada nasi atau roti. Beberapa orang di Indonesia, bahkan terbiasa menyantap produk itu di akhir bulan.
Selain harganya yang terjangkau, mi memang memberikan kenikmatan tersendiri bagi penggemarnya.
Advertisement
Memang jika ditilik dari sejarahnya, mi instan pertama kali diperkenalkan di Jepang. Namun, produk itu telah dikonsumsi secara luas saat ini oleh berbagai orang di dunia.
Pada tahun 2017, sebanyak 100 miliar mangkuk mi instan telah disantap oleh penduduk global. Dengan jumlah itu, maka setiap harinya terdapat 270 juta mangkuk mi instan yang dikonsumsi.
Berikut adalah 7 negara di dunia yang mengonsumsi paling banyak mi instan, dilansir dari Sea Asia pada Rabu (30/1/2019).
Saksikan pula video pilihan berikut:
7. Filipina
Negara di kawasan ASEAN yang dijuluki Lumbung Padi Asia ini, ternyata juga menggemari olahan dari gandum. Menurut data, Filipina mengonsumsi 3,75 miliar mangkuk mi instan pada 2017.
Negara ini telah menjadi salah satu pasar mi instan terbesar di dunia, dengan berbagai merek terkenal. Nissin menjadi merek yang paling banyak dikonsumsi, dan berhasil mendominasi 60 persen dari penjualan, dikutip dari Mordor Intelligence.
Tingginya permintaan mi instan, salah satunya disebabkan oleh banyaknya wisatawan yang datang. Selain itu, Filipina juga rawan bencana sehingga membutuhkan makanan yang dapat disimpan dalam waktu lama.
Selain itu, Filipina memiliki wilayah yang subur dan iklim yang sesuai untuk budidaya gandum. Hal itu sangat menguntungkan produksi mi instan.
Advertisement
6. Amerika Serikat
Satu peringkat di atas Filipina adalah Amerika Serikat. Negeri Paman Sam ini berhasil menghabiskan 4,13 miliar mi instan dalam tahun 2017.
Berdasarkan data dari Jurnal Nutrition Research and Practice, disebutkan konsumsi rata-rata warga AS untuk mi instan adalah sebesar 304,1 gram setiap harinya, dengan 334,3 gram untuk laki-laki dan 268 gram untuk perempuan. Kelompok usia terbanyak yang mengonsumsi produk tersebut adalah usia 9-18 tahun.
Masih dari jurnal yang sama, mi instan dikonsumsi paling banyak oleh kelompok masyarakat dengan pendapatan menengah. Selain itu, masyarakat Hispanik menjadi salah satu pengonsumsi terbanyak.
5. Vietnam
Vietnam berhasil menempati dua peringkat di atas tetangganya, Filipina. Negeri yang tengah dipimpin oleh Presiden Nguyen Phu Trong tersebut mengonsumsi sebanyak 5,06 miliar kemasan mi instan dalam 2017.
Berdasarkan informasi dari Vietnam Investment Review, konsumsi mi instan yang tinggi di negara itu, didukung oleh 50 perusahaan yang menjadi produsen. 70 persen dari produk yang dibeli oleh konsumen adalah merek Acecook, Masan Consumer, dan Asia Foods.
Advertisement
4. India
India tidak hanya unggul dalam produksi film bollywood-nya, namun juga dalam konsumsi mi instan. Sebanyak 5,42 miliar mangkuk mi instan dinikmati oleh penduduk negeri dengan ikon Taj Mahal tersebut.
Perlu diketahui bahwa saat ini, India tengah mengembangkan mi instan yang sehat. Hal itu dikarenakan, menurut situs Just-Food, penduduk perkotaan semakin peduli dengan kesehatan.
Mereka khawatir dengan penggunaan maida, tepung gandum bebas dedak, sebagai bahan mi instan. Mereka menganggap bahan tersebut tidak sehat.
Sebagai respons atas hal itu, Nestle memperkenalkan mi Atta dan mi multi-grain sebagai pilihan bagi masyarakat. Hindustan Unilever juga tak ingin kalah, dengan memasarkan mi 'Knorr' Soupy.
3. Jepang
Sebagai tempat kelahiran mi instan, Jepang tak ingin kalah begitu saja. Negeri sakura ini berhasil menyantap setidaknya 5,66 miliar bungkus mi instan pada 2017.
Berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, masing-masing rumah tangga, jika dirata-rata, menghabiskan 61 bungkus ramen instan setiap tahunnya.
Dalam sebuah rumah tangga dengan pria lajang di dalamnya, cenderung akan mengonsumsi lebih banyak ramen.
Advertisement
2. Indonesia
Nah ini dia yang kita tunggu-tunggu. Negara kita ini, dengan populasi yang besar, berhasil menghabiskan 12,62 miliar bungkus mi instan dalam satu tahun.
Saking banyaknya konsumen mi instan di Indonesia, seseorang bahkan pernah menjadikannya sebagai sebuah topik tesis di Belanda.
Dalam tesis yang berjudul Instant Noodle Boom in Indonesia: A Commodity Chain Analysis Study oleh Sri Dewi itu disebutkan, bahwa terjadi ledakan konsumen mi instan selama beberapa tahun terakhir di Indonesia.
Hal itu disebabkan oleh faktor harga yang murah, faktor mudahnya memasak dan menyajikan, serta faktor rasa yang khas.
1. China dan Hong Kong
Selain merajai perdagangan dunia, China juga merajai konsumsi mi instan global. Dalam tahun 2017, warga negara China dapat memakan 38,97 miliar bungkus mi instan! Jumlah yang fantastis, lebih dari dua kali lipat konsumsi Indonesia.
Berdasarkan informasi dari BBC News, alasan China mengonsumsi mi instan adalah karena pertimbangan harga dan kemudahan dalam memasak. Biasanya, warga Cina memakannya selagi di kereta, di sekolah, atau di kantor.
Meskipun demikian, sejak 2016 penjualan mi instan sebenarnya telah menurun. Hal itu dikatakan oleh Dewan Akademi China untuk Promosi Perdagangan Internasional. Menurutnya, tengah terjadi pergeseran pola konsumsi, di mana masyarakat menginginkan makanan yang lebih sehat.
Advertisement