Liputan6.com, Tokyo - Investor asal Jepang diyakini masih optimistis untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Meski di 2019 ini merupakan tahun politik dengan digelarnya Pemilihan Presiden (Pilpres).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tokyo, Puji Atmoko mengatakan, tahun politik tidak akan berdampak pada kepercayaan investor asal Jepang terhadap ekonomi Indonesia. Sebab, perusahaan lembaga pembiayaan asal Jepang telah lama menanamkan modalnya di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Kayanya enggak pengaruh (Pilpres). Jepang ini kalau lihat organ sudah lengkap, kalau mau masuk (ke suatu negara) tidak masuk sendiri. Di Indonesia organnya sudah ada. Ada JBIC, JICA, Jetro. Artinya dia sudah tahu persis tentang Indonesia. Mereka investasi itu dia senang kalau sudah punya teman (investor Jepang lain)," ujar di Tokyo, Jepang, Kamis (31/1/2019).
Menurut dia, investor Jepang melihat Indonesia telah matang dalam menghadapi Pilpres. Sehingga tidak ada kekhawatiran yang berlebihan dari para investor tersebut.
"Jepang sudah matang di Indonesia. Ada beberapa orang melihat Indonesia siapa pun yang memimpin, tidak akan berpengaruh. Itu karena sudah matang," ungkap dia.
Selain itu, lanjut Puji, berdasarkan pengalaman sebelumnya, penyelenggaraan Pilpres justru menjadi motor pendorong bagi perekonomian Indonesia. Sebab, konsumsi masyarakat meningkat pada periode tersebut.
"Kegiatan pemilu mengenderit aktivitas ekonomi. Bukan menjadi sesuatu tidak positif. Tapi makin positif," tandas dia.
Menkeu dan Gubernur BI Yakinkan Ratusan Investor Buat Tanam Modal ke RI
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo hari ini kompak mempromosilan kondisi ekonomi Indonesia di hadapan 600 investor lokal dan asing serta sekitar 200 nasabah korporasi Bank Mandiri dalam acara Mandiri Invesment Forum 2019. Acara tersebut mengusung tema "Indonesia: Invest Now".
Dalam acara tersebut, Menkeu Sri Mulyani meyakinkan para calon investor bahwa Indonesia merupakan tujuan yang tepat untuk menanamkan investasi. Selain itu, pemerintah dengan kebijakan-kebijakannya dipastikan dapat menjadi partner yang baik bagi para investor.
Sebagai penegasan, dia mengungkapkan di tengah kondisi perekonomian global yang penuh gejolak dan ketidakpastian, Indonesai terbukti dapat melewatinya. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki ketahanan fundamental ekonomi yang kuat. Tercermin dari angka pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen serta inflasi yang terjaga rendah pada level 3 persen.
"Pemerintah mampu memanfaatkan kebijakan fiskal sehingga konsumsi rumah tangga hingga tumbuh di atas lima persen. Kita selalu manfaatkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi khususnya melalui instrumen insentif perpajakan," kata Menkeu Sri Mulyani di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Kondisi tersebut, diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi para investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia.
Selain itu, dia mengungkapkan saat ini Indonesia juga tengah giat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dimana SDM yang berkualitas menjadi salah satu nilai tambah bagi dunia investasi.
"Saya katakan pemerintah dari sisi fiskal siap menjadi mitra bagi Anda. Kami adalah mitra investor yang memiliki rekam jejak yang sangat baik," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur BI, Perry Warjiyo merayu para investor dengan membanggakan kondisi moneter Indonesia yang stabil di tengah guncangan eksternal dari ekonomi global. Terutama dengan adanya trade war atau perang dagang antara dua negara raksasa Amerika dengan China.
Perry menegaskan, Indonesia merupakan ladang investasi yang menarik ditunjang kondisi makroekonomi yang stabil serta sinkronisasi kebijakan makroekonomi pemerintah. "Kondisi ekonomi Indonesia yang stabil adalah fondasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi di masa depan," ujarnya.
Advertisement