Polar Vortex Picu Cuaca Dingin Ekstrem di AS dan Beberapa Sungai Membeku

Pusaran angin Arktik dari Kutub Utara memicu cuaca dingin yang ekstrem di sebagian besar wilayah Midwest, Amerika Serikat.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 31 Jan 2019, 09:33 WIB
Pusaran kutub memicu cuaca dingin ekstrem di Chicago dan sebagian besar kawasan Midwest (AP/J Scott Park)

Liputan6.com, Chicago - Hembusan angin dari kawasan Arktik --disebut juga Polar Vortex atau pusaran kutub-- memicu cuaca ekstrem berupa temperatur udara yang sangat rendah di sebagian besar wilayah Midwest, Amerika Serikat (AS), pada Rabu 30 Januari.

Kota-kota di kawasan tersebut praktis lumpuh, menyebabkan banyak kantor dan sekolah tutup, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis (31/1/2019).

Setidaknya tujuh orang dilaporkan tewas di beberapa negara bagian, ketika cuaca ekstrem membuat suhu udara turun hingga minus 17 derajat Celsius.

Salju diperkirakan turun hingga Kamis ini, membentang dari wilayah Great Lakes ke eks kolonni New England. Selain itu, curah salju setinggi 24 inci (sekitar 60 sentimeter) diperkirakan turun di negara bagian Wisconsin.

Keadaan darurat telah dinyatakan di negara bagian Wisconsin, Michigan dan Illinois, serta di sebagian negara bagian Alabama dan Mississippi, yang biasanya lebih hangat.

"Ini mungkin mencetak sejarah," kata Ricky Castro, ahli meteorologi pada Layanan Cuaca Nasional (NWS) di negara bagian Illinois.

NWS memperingatkan risiko terserang radang dingin hanya dalam 10 menit berada di luar, saat cuaca ekstrem tengah berlangsung.

Di Chicago, suhu udara pada hari Rabu dilaporkan mencapai minus 30 derajat Celsius, lebih dingin dari bagian Antartika. Kondisi tersebut membuat beberapa sungai yang melintasinya membeku.

Bahkan di negara bagian North Dakota, suhu udara dilaporkan sebagai yang terendah dalam sejarah, yakni mencapai minus 37 derajat Celsius.

Sementara di Grand Forks, negara bagian North Dakota, dilaporkan terjadi hembusan angin paling dingin dalam sepuluh tahun terakhir, yakni minus 54 Celsius pada Rabu pagi.

Sebanyak 20 juta orang di Amerika Utara akan terdampak cuaca ekstrem terkait, ketika suhu udara diperkirakan turun hingga minus 28 derajat Celsius, atau lebih rendah, pada akhir pekan nanti.

 

Simak video pilihan berikut: 

 


Berbagai Layanan Publik Terhambat

Sebuah lampu pelabuhan tertutup salju dan es di Danau Michigan di 39th Street Harbor, Chicago, Rabu (30/1). Cuaca dingin ekstrem yang terjadi sekali dalam satu generasi sedang melanda beberapa wilayah Amerika Serikat. (AP/Nam Y. Huh)

Sementara itu, sebagaimana dikutip dari BBC, banyak kota membuka tempat perlindungan di gedung-gedung pemerintah, gereja, sekolah menengah, dan badan amal. Hal itu utamanya diperuntukkan bagi para tuna wisma.

Hembusan angin kencang disebut meruntuhkan dahan pohon dan menyebabkan beberapa jaringan kabel listrik terputus, seperti salah satu yang terparah terjadi di negara bagain Indiana.

Suhu yang teramat rendah bahkan membuat Danau Michigan terlihat seperti "kuali berisi air mendidih", ketika suhu airnya lebih hangat dibandingkan suhu udara di sekitarnya.

Sementara itu, hampir 2.000 penerbangan dibatalkan pada Rabu pagi, sebagian besar dari Bandara Iternasional O'Hare dan Chicago Midway, keduanya di Kota Chicago, lapor situs pelacakan penerbangan FlightAware.

Layanan kereta nasional AS, Amtrak, juga melakukan pembatalan terhadap seluruh kereta yang keluar dan masuk kawasan Midwest, di mana laporan cuaca memperkirakan bahwa suhu akan turun hingga minus 27 derajat Celsius menjelang akhir pekan ini.

Di saat bersamaan, Layanan Pos AS menghentikan operasional pengiriman barang di beberapa kota di 10 negara bagian di wilayah Great Plains dan Midwest.

Ratusan sekolah, serta perguruan tinggi dan universitas, telah ditutup di negara bagian yang terkena dampak.

Para petani di seluruh Midwest telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi ternak mereka, termasuk membangun iglo (rumah berbentuk kubah) untuk ternak ayam.

Di North Dakota, peternak sapi Joey Myers dan Scott Bailey mengatakan kepada kantor berita Reuters, bahwa mereka berencana tinggal bersama hewan-hewan mereka selama cuaca dingin, guna mencegah kematian.

Cuaca dingin dapat menyebabkan sapi hamil melahirkan prematur, kata para petani, dan anak sapi yang baru lahir tidak dapat selamat dari kondisi seperti itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya