3 Jurus BNN Gagalkan Penyelundupan Ganja 1,5 Ton

Menurut Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari, operasi tersebut berjalan pada Rabu 30 Januari 2019 sekitar pukul 22.00 WIB.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jan 2019, 12:52 WIB
Petugas menunjukkan barang bukti dan tersangka saat rilis pengungkapan jaringan Narkotika sindikat Aceh-Jakarta-Bali di Jakarta, Senin (28/12/2015). Bareskrim amankan 3 kg sabu, 14.000 butir ekstasi, dan 1,5 ton ganja. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil mencegah peredaran ganja di dua tempat. Operasi penangkapan berlangsung di dua lokasi, yakni Bogor dan Bandara Soekarno Hatta.

Menurut Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari, operasi tersebut berjalan pada Rabu 30 Januari 2019 sekitar pukul 22.00 WIB. Tiga pelaku ditangkap dalam peristiwa ini.

Dari tangan ketiganya, BNN menyita barang bukti berupa narkoba jenis ganja yang diperkirakan seberat 1,5 ton. Jumlah ini didapat dari dalam truk yang dibawa pelaku.

Truk tersebut dihentikan oleh tim BNN yang sedang melakukan control delivery. Truk yang berangkat dari Aceh hingga Bogor ini didapati sedang membawa ganja.

Berikut fakta BNN gagalkan penyelundupan ganja yang dihimpun Liputan6.com:

 


1. Pengendali dari Napi

Barang bukti berupa 1,5 ton ganja dengan nilai total Rp.17 M diperlihatkan Bareskrim saat rilis pengungkapan jaringan Narkotika sindikat Aceh-Jakarta-Bali di Jakarta, Senin (28/12/2015). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Ganja itu diantar kurir yang dikendalikan seorang narapidana narkotika di Lembaga Permasyarakatan Kebon Waru, Bandung. Hal tersebut diutarakan Arman.

"Total yang diamankan saat ini ada 3 orang, nanti akan menyusul karena ada keterkaitan dari tersangka lain di LP Bandung," ujar Arman.

Berdasarkan pengakuan salah satu kurir, Arman mengatakan bahwa kurir tersebut mendapat upah Rp 50 per kilogramnya. Karena tergiur, pengendali truk akhirnya menerima pekerjaan tersebut.

"Karena tergiur upahnya," ujar kurir yang pernah dibui karena kasus norkotika.

 


2. Truk Hasil Modifikasi

Barang bukti berupa 1,5 ton ganja dengan nilai total Rp.17 M diperlihatkan Bareskrim saat rilis pengungkapan jaringan Narkotika sindikat Aceh-Jakarta-Bali di Jakarta, Senin (28/12/2015). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Truk yang membawa ganja seberat 1,5 ton ditengarai merupakan hasil modifikasi. Hal itu diutarakan Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari.

Kendaraan tersebut dirancang seolah menjadi angkutan berpendingin. Ganja kemudian disembunyikan di dasar truk yang dibuatkan kompartemen khusus dengan ditutup plat besi.

Dengan alat itu, kata Arman, truk terlihat seperti tidak berisi. "Tetapi di bawahnya dibuat kompartemen khusus dengan plat baja. Sehingga kalau dibuka atau diperiksa seolah-olah kendaraan ini kosong," ujarnya.

Kendati, BNN sempat memeriksa truk tersebut sebanyak tiga kali, namun tak mendapat hasil apapun.

 

 


3. Mengerahkan Anjing Pelacak

Bareskrim menggelar rilis pengungkapan jaringan Narkotika sindikat Aceh-Jakarta-Bali di Jakarta, Senin (28/12/2015). Bareskrim berhasil amankan 3 kg sabu, 14.000 butir ekstasi, dan 1,5 ton ganja dengan nilai total Rp.17 M(Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Setelah empat kali truk tersebut diperiksa, akhirnya tim BNN mengerahkan anjing pelacak untuk mengidentifikasi di bagian dasar truk. Hasilnya, juga terdapat narkotika di sana.

"Tadi petugas juga sempat kesulitan menemukannya, setelah kami datangkan anjing pelacak BNN baru bisa identifikasi dibagian dasar truk ini ada narkotika," beber Arman.

Reporter: Rifqi Aufal Sutisna

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya