Liputan6.com, Jakarta Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menjawab tuduhan sandiwara yang selama ini dituding kepadanya saat berkunjung ke sejumlah daerah dan bertemu rakyat. Menyikapi itu, Sandiaga ingin para politisi introspeksi diri dan tidak menertawakan rakyat.
"Ini menurut saya menjadi satu intropeksi buat kita sendiri. Terutama buat elite-eliet politik kita gak boleh sama sekali mentertawakan atau berprasangka buruk dengan apa yang disampaikan rakyat. Yang disampaikan rakyat itu apa adanya tidak ada rekayasa," kata Sandiaga di Prabowo-Sandi Media Center, Jakarta Selatan, Kamis (31/1).
Advertisement
Sandi menegaskan tidak akan berani untuk berpura-pura atau merancang skenario saat bertemu rakyat. Pasalnya, rakyat sudah cerdas dan mengetahui mana yang 'settingan' atau bukan.
"Saya tidak akan berani untuk merekayasa. Kalian ini sudah pinter banget, sudah ada sosmed, ada polisi yang mengawal ada wartawan mana berani hal hal seperti itu direkayasai. Gak akan bisa. Nah ini zaman yang penuh keterbukaan enggak bisa direkayasa," tegas Sandi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu pun menjawab tudingan sandiwara saat berkunjung ke lokasi korban banjir di Makassar dan bertemu Ilyas Daeng Ila (54), pria yang badannya dipenuhi lumpur.
"Waktu ada pertanyaan itu belakangnya Pak Daeng Ila itu bersih, ya dia lagi nyapu dimana dia harus tengkurep ya jelas yang kotor yang atas. Dan saya bertanya itu dan sudah dijawab. Dan rekayasa itu tidak terbukti," ujar Sandiaga.
Dia khawatir banyak pihak terus menstigma sebagai sebuah kebohongan. Padahal, kata Sandi, peristiwa semacam itu adalah suara rakyat.
"Itulah kenapa yang membuat pemerintah sekarang berjarak. Ini yg membuat angin perubahan itu semakin terasa," lanjutnya.
"Kemarin pendukung Jokowi saja saya buka kaca (mobil), saya dadah senyum. Karena itu bagian dari persahabatan kita. Bahwa pesta demokrasi itu boleh berubah pikiran, boleh beda pilihan tapi jangan mendiskreditkan apa yang disampaikan masyarakat," tegas Sandiaga.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com