4 Dampak Positif dari Penerapan Masyarakat 5.0 Besutan Jepang

Jepang memperkenalkan gagasan Masyarakat 5.0 demi menjaga kesejahteraan rakyatnya di masa depan.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 01 Feb 2019, 10:33 WIB
Bendera Jepang (AP/Koji Sasahara)

Liputan6.com, Tokyo - Setiap hari, semakin banyak pihak mendengungkan konsep masyarakat 4.0 yang berbasis teknologi informasi. Namun, Jepang ternyata telah selangkah lebih maju dengan merilis sistem masyarakat 5.0, di mana hal itu bahkan telah digagas sejak 2017 lalu.

Masyarakat 5.0 sendiri adalah cetak biru strategis untuk mengintegrasikan data raksasa (big data) sebagai dasar dalam pengembangan teknologi canggih untuk menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial.

Dikutip dari situs web Disruptive Asia pada Jumat (1/2/2019), ini bukan lagi tentang digitalisasi manufaktur, tetapi digitalisasi di semua tingkatan karena Jepang berjuang mengupayakan masa depan ekonominya terkait populasi yang kian menua.

Bagaimana Jepang mengimplementasikan Masyarakat 5.0 dapat menjadi pelajaran bagi negara-negara lain, yang lambat laun akan menghadapi dinamika demografis dan ekonomi serupa.

"Kami tengah menyaksikan pembukaan bab kelima. Kami sekarang dapat menemukan solusi untuk masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan sebelumnya," kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, ketika memberikan gambaran visi terkait di pameran teknologi CeBIT, di Hanover, Jerman, Maret 2018 lalu.

"Ini adalah era di mana semua hal terhubung, semua teknologi melebur, dan inilah saat menyambut kedatangan Masyarakat 5.0 untuk kualitas hidup yang lebih baik," lanjut PM Abe mantap.

Pada dasarnya, Jepang berencana untuk menciptakan "masyarakat super pintar" yang mampu memberikan solusi khusus melalui adopsi teknologi baru, seperti kecerdasan buatan (AI), robotika, komputerisasi arsip data, dan drone, yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk reformasi kebijakan dan peraturan.

"Inti dari Masyarakat 5.0 adalah memungkinkan solusi cepat yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan setiap individu," kata PM Abe.

Masyarakat 5.0 bertujuan untuk memberdayakan semua aktor dalam masyarakat, menempatkan penekanan khusus pada partisipasi aktif untuk kehidupan yang aman, nyaman, dan sejahtera.

Berikut adalah dampak positif yang akan ditimbulkan dalam penerapan Masyarakat 5.0, sebagaimana dikutip dari situs resmi pemerintah Jepang.

 

Simak video pilihan berikut: 


1. Mengefektifkan Layanan Kesehatan

Ilustrasi Dokter (iStock)

Jepang terus bergulat dengan permasalahan populasi yang kian menua, sehingga berdampak pada bertambahnya beban layanan media dan sosial, termasuk tuntutan untuk keamanan dalam merawat orang tua.

Melalui penerapan konsep masyarakat 5.0, masyarakat Jepang akan mendapat berbagai keuntungan sebagai berikut:

  • Menghubungkan sekaligus membagikan informasi di antara data pasien medis dan rekam jejak pemeriksaan, yang nantinya dapat mempercepat penanganan terhadap kemungkinan gangguan kesehatan di masa depan. Selain itu, sistem ini juga menjadikan perawatan medis yang efektif lebih cepat diberikan.
  • Memungkinkan praktik layanan medis dari jarak jauh, sehingga penduduk lanjut usia tidak perlu lagi sering datang ke rumah sakit.
  • Memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan dan robot dalam mendukung efisiensi praktik medis di ruang perawatan, termasuk dalam hal bedah. Selain itu, bisa juga utuk mengukur dan mengelola data kesehatan seperti detak jantung saat di rumah, sehingga memungkinkan untuk memperpanjang harapan hidup.

2. Mempermudah Mobilitas

foto ilustrasi penggunaan drone untuk pertanian gandum barley di Inggris - AP

Penurunan populasi menghasilkan daerah pedesaan yang tidak berpenduduk, serta kurangnya akses ke moda transportasi publik. Selain itu, meningkatkan pertumbuhan sektor niaga daring (e-commerce), menyebabkan tuntutan mobilitas tinggi yang tidak hanya bergantung pada kehadiran pengemudi.

Ada dua solusi yang ditawarkan Masyarakat 5.0, yakni:

  • Mempromosikan penggunaan kendaraan otomatis, seperti bus dan kereta komuter, untuk menjangkau kawasan pinggiran yang kian dipenuhi penduduk berusia lanjut.
  • Meningkatkan arus distribusi sekaligus efisiensi logistik melalui inovasi truk tunggal dalam konvoi kendaraan tanpa awak, dan bahkan juga memungkinkan penggunaan drone.

3. Peningkatakan Kualitas Infrastruktur

Ilustrasi Foto Kota Tokyo (iStockphoto)

Masa-masa pertumbuhan ekonomi Jepang yang cepat menciptakan banyak tenaga kerja terampil, namun tidak diimbangi dengan progresivitas infrastruktur, sehingga berakibat pada meningkatnya beban keuangan untuk inspeksi dan pemeliharaan.

Solusi yang dibawa oleh Masyarakat 5.0 adalah pemanfaatkan sensor, kecerdasan buatan, dan berbagai teknologi yang relevan untuk memeriksa dan memelihara, jalan, jembatan, terowongan, bendungan, dan masih banyak lainnya.

Dengan menggunakan teknologi baru termasuk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), robot, dan sensor untuk inspeksi dan pemeliharaan sistem yang memerlukan keahlian khusus, maka deteksi tepat dapat dilakukan lebih awal. Dengan begitu, kecelakaan tak terduga bisa diminimalisir, dan waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan konstruksi akan berkurang, sementara pada saat yang sama keamanan dan produktivitas meningkat.


4. Optimalisasi Teknologi Keuangan (Fintech)

Ilustrasi ponsel (iStock)

Sebagian masyarakat Jepang masih banyak yang menggunakan uang tunai dalam bertransaksi, dan menganggap rumit prosedur keuangan digital. Penggunaan teknologi informasi di sektor ini masih terbatas, sehingga cita-cita mewujudkan komunitas cashless (tanpa tunai) cukup lambat dibandingkan negara tetangga, seperti China dan Korea Selatan.

Masyarakat 5.0 menawarkan tiga solusi utama, yakni:

  • Menggunakan teknologi blockchain untuk transfer keuangan di sektor niaga. Selama ini, pengiriman uang di dalam dan luar negeri membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Melalui konsep terbaru ini, yang berbasis efisiensi berbasis riwayat data keuangan, membuat transaksi menjadi lebih mudah layaknya berkirim pesan, sekaligus aman seperti memliki bank pribadi.
  • Memperkenalkan program aplikasi terbuka antarmuka (API) ke perusahaan fintech dan bank, yang mendukung efisiensi pembayaran dalam sektor perdagangan global.
  • Menggiatkan promosi pembayaran tanpa uang tunai, dengan menggandeng banyak sektor hingga unit-unit layanan di pedesaan terpencil, yang didukung oleh penguatan infrastruktur teknologi informasi, terutama internet.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya