Jurus LMAN agar Kawasan Ekonomi Khusus Tak Jadi Kota Hantu

Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) tengah bergerak agar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tidak berakhir menjadi "kota hantu",

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Feb 2019, 13:45 WIB
Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (Ilustrasi: kek.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) tengah bergerak agar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tidak berakhir menjadi "kota hantu" bila sumber dayanya telah habis.

Fenomena "kota hantu" ini dapat terjadi di lokasi industri di berbagai negara ketika sumber daya sebuah daerah habis sehingga industri dan penduduknya pergi secara massal.

Demi mencegah itu, Direktur Utara LMAN, Rahayu Puspasari mulai berusaha agar muncul nilai-nilai tambah di suatu kawasan ekonomi agar memiliki pertumbuhan berkelanjutan. Kini, LMAN fokus pada KEK Arun Lhokseumawe (KEKAL) dan kawasan Bontang. 

"Arun ini sebenarnya, bukan telat, tetapi sempat sepi ekonominya, sudah decline, tapi dibangkitkan," ujar Rahayu, Jumat (1/2/2019) di Jakarta. 

LMAN memiliki aset sebesar Rp 6 triliun di KEKAL, termasuk Kilang Arun seluas 1.840 HA. Akan tetapi, KEKAL saat ini fokus pada regasifikasi bersama Pertagas karena sumber daya gasnya sudah menipis. Selain itu, banyak fasilitas di sana yang underutilized, padahal dulunya area itu mirip Hong Kong.

Dalam area perumahan karyawan, misalnya, di 1.088 rumah tetapi belum semuanya terisi. Pada plant site seluas 668,09 hektar juga belum digunakan secara optimal, bahkan masih ada lahan kosong untuk dibangun pembangkit listrik dan kilang.

Fasilitas masyarakat dan industri pun sudah mumpuni, terdapat condensate tank, power generator, turbin gas, LNG Jetty, LPG tank, dan sudah ada lapangan golf, stadion, danau rekreasi, gedung asrama, dan club house.

Inilah yang berusaha dioptimalkan kembali oleh LMAN bersama pemangku kepentingan yang terdiri atas BUMN, Pemda, serta PT Patriot Nusantara Aceh (PATNA) selaku pengembang dan pengelola KEKAL agar kawasan ekonomi khusus kembali hidup.

 


Tak Ingin KEK Bontang Bernasib Sama

Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-api (Ilustrasi: kek.go.id)

Berbagai gagasan muncul seperti membangun refinery, biofuel, hingga menjadikan KEKAL sebagai lokasi fuel storage. Rahayu menyebut ide tersebut feasible karena lokasi strategis KEKAL.

LMAN pun tidak ingin KEK Bontang bernasib sama. Meski saat ini daerah masih dapat bergantung pada gas, tetapi LMAN selaku perwakilan pemerintah di Bontang mulai melakukan persiapan sebelum SDA di sana habis. 

"Kalau Bontang masih bagus, kita enggak mau itu turun, jadi dari sekarang dipersiapkan. Decline itu kapan? 30 tahun lagi tapi persiapannya dari sekarang," ujar Rahayu.

Persiapan yang dimaksud adalah meningkatkan kemandirian bisnis masyarakat, meski sekarang masih terlalu bergantung pada gas. Rahayu menyebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani turut mendorong LMAN melakukannya.

"Sebenarnya Bu Menteri Keuangan sudah pesan, kalau melihat sesuatu itu lihat manfaat ekonominya dan lihat jangka panjang. Clue itu sudah cukup bagi kita untuk kemudian kita berpikir agar mengelola aset jangan hanya berpikir revenue hari ini," tegas Rahayu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya