Rongga Seukuran Dua Per Tiga Manhattan Muncul di Bawah Antartika, Penyebabnya?

Para ilmuwan NASA telah mendeteksi adanya rongga besar yang tumbuh di bawah Antarktika.

oleh Afra Augesti diperbarui 01 Feb 2019, 18:35 WIB
Air terjun darah atau Blood Falls di Antartika. (Wikipedia)

Liputan6.com, Antartika - Dalam waktu beberapa dekade, Antarktika telah kehilangan triliunan ton es dengan pesat. Belum juga terpecahkan cara mengatasinya, kini sudah muncul misteri baru mengenai benua itu, yakni rongga raksasa yang tumbuh di bawah Antartika Barat.

Menurut para ilmuwan, rongga ini berukuran dua pertiga dari Manhattan, tingginya hampir 300 meter, dan terdeteksi berada di dasar Gletser Thwaites --sebuah massa es yang dijuluki gletser paling berbahaya di dunia.

Saking besarnya, rongga ini bahkan disebut mewakili perkiraan 252 miliar ton es Antarktika yang hilang setiap tahun.

Lubang Raksasa Misterius Menganga di Antartika, Pertanda Apa? (NASA)

Para peneliti menambahkan, rongga itu bahkan bisa menjadi tempat yang cukup masif untuk menampung sekitar 14 miliar ton es.

"Kami telah menduga selama bertahun-tahun bahwa Thwaites tidak melekat erat pada batuan dasar di bawahnya," kata glaciologist Eric Rignot dari University of California, sekaligus periset di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA.

"Berkat generasi satelit baru, kami akhirnya bisa melihat detailnya," lanjut Rignot, dikutip dari Science Alert, Jumat (1/2/2019).

Rignot dan rekan-rekannya menemukan rongga tersebut menggunakan radar penembus es, sebagai bagian dari Operasi IceBridge ala NASA. Mereka juga membubuhkan data tambahan yang dipasok oleh ilmuwan Jerman dan Prancis.

Menurut studi, rongga tersembunyi itu hanyalah dampak yang terjadi di antara "pola kompleks dan lelehan es" di Gletser Thwaites, bagian-bagian yang bergeser mundur sejauh 800 meter setiap tahun.

Pola kompleks yang diungkapkan oleh studi baru itu sempat membuat bingung para ilmuwan, sebab mereka harus mengetahui cara interaksi antara air dan es di lingkungan Antarktika yang dingin, namun mulai menghangat.

"Kami menemukan mekanisme berbeda untuk pergerakan mundur es," kata ilmuwan radar JPL NASA, Pietro Milillo.

Saat para peneliti masih mempelajari hal-hal baru tentang pola rumit es ketika mencair di Gletser Thwaite, mereka mengemukakan bahwa pada dasarnya, rongga raksasa tersebut mewakili aktualitas ilmiah yang sederhana.

"Ukuran rongga di bawah gletser memainkan peran penting dalam proses pencairan. Semakin banyak panas dan air yang masuk ke bawah gletser, maka es akan mencair lebih cepat," ucap Milillo.

Fakta tersebut penting untuk diketahui oleh para periset di dunia, karena Gletser Thwaites saat ini menyumbang sekitar 4 persen dari kenaikan permukaan laut global.

Jika Thwaites sepenuhnya menghilang, maka es yang berada di sana dapat menaikkan permukaan laut global sekitar 65 cm.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Pengaruh Besar Gletser

Gletser Thwaites di Antartika Barat, jika runtuh, permukaan laut bisa naik. (NASA/James Yungel)

Gletser Thwaites sebenarnya terletak di gletser dan massa es tetangganya. Jika kekuatan penopangnya menghilang, maka konsekuensinya sangat mengerikan.

Itulah sebabnya, Thwaites dianggap sebagai struktur alami yang sangat penting dalam lanskap Antartika.

"Berapa lama Thwaites akan bertahan, tidak ada yang tahu. Makanya, para ilmuwan saat ini memulai sebuah ekspedisi besar untuk mempelajari lebih lanjut tentangnya," Milillo menjelaskan.

Apa yang mereka temukan, masih harus ditelisik lebih rinci.

Seperti yang diungkapkan oleh ilmuwan geologi dari New York University, David Holland, yang tidak terlibat dalam studi saat ini dan menyampaikan kepada The Washington Post pada tahun lalu: "Terkait perubahan permukaan laut global pada abad berikutnya, gletser Thwaites ini hampir merupakan penyebab keseluruhannya."

Temuan ini telah dilaporkan dan dipublikasi dalam Science Advance.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya