BMKG Uji Coba Radar Tsunami Jepang di Purworejo dan Bantul

Dwikorita menjelaskan, radar ini berfungsi untuk merekonfirmasi dini munculnya gelombang tsunami. Radar ini juga bisa dideteksi kecepatan geraknya tsunami.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Feb 2019, 14:10 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat rapat kerja (raker) dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/11). Rapat membahas berbagai hal mengenai jatuhnya Lion Air PK-LQP. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - epala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya uji coba teknologi baru radar tsunami hasil kerja sama dengan Jepang.

"Kami mulai pertengahan 2018 itu mengembangkan suatu sistem bersama para pakar termasuk juga ada dukungan dari Jepang untuk bisa mendeteksi dini tsunami tidak hanya akibat gempa tektonik," kata Dwikorita di usai melakukan rapat dengan pimpinan DPR Agus Hermanto, Jumat (1/2/2019).

Dwikorita menjelaskan, radar ini berfungsi untuk merekonfirmasi dini munculnya gelombang tsunami. Radar ini juga bisa dideteksi kecepatan geraknya tsunami.

"Diharapkan akan dapat peringatan dini dengan sirine atau dengan mekanisme informasi digital dan masyarakat di pantai agar dapat segera mengevakuasi diri," ungkapnya.

Uji coba ini rencananya akan berlangsung selama satu tahun di Purworejo dan Bantul. Jika uji coba berhasil alat itu akan dipasang di puluhan tempat rawan tsunami di Indonesia.

Dwikorita mengatakan saat ini memang Indonesia memerlukan mitigasi bencana secara berlapis. Hal itu, berfungsi jika ada alat yang tiba-tiba rusak deteksi bencana bisa dilanjutkan dengan alat deteksi lainnya.

"Jadi kalau gagal satu masih ada yang satunya kan biasanya dalam kondisi gempa itu lampu mati komunikasi terputus sehingga sistem harus kita bangun berlapis-lapis," ucapnya.

 


DPR Mendukung

Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mendukung adanya kerjasama ini. Sebab, kata dia, beberapa alat deteksi tsunami di Indonesia memang perlu diperbarui.

"Saat ini uji cobanya ya dimanfaatkan untuk deteksi dini dengan menggunakan radar tadi. Namun untuk melakukan di beberapa titik, ini kan baru dua titik. Nanti selanjutnya ada," ujar Agus.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya