Apple Kembali Buka Akses Aplikasi Internal Facebook

Apple mengembalikan akses enterprise Facebook, sehari setelah dicabut. Sebelumnya, pemblokiran aplikasi ini dilakukan oleh Apple pada Rabu (30/1/2019).

oleh Andina Librianty diperbarui 01 Feb 2019, 17:30 WIB
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Apple mengembalikan akses enterprise Facebook, sehari setelah dicabut, sehingga kini berbagai aplikasi internalnya sudah bisa diakses. Pemblokiran ini sebelumnya dilakukan oleh Apple pada Rabu (30/1/2019).

Juru bicara Facebook mengonfirmasi soal pengembalian akses tersebut kepada Mike Isaac dari The New York Post. Pihak Facebook pun menegaskan pemblokiran dan pengembalian akses ini tidak berdampak pada layanan konsumen.

"Kami memiliki Enterprise Sertification, yang memungkinkan berbagai aplikasi internal kami bisa kembali diakses. Kami sedang dalam proses menjalankan aplikasi internal kami. Hal ini tidak berdampak pada layanan kami untuk konsumen," jelas juru bicara tersebut, seperti dikutip Apple Insider, Jumat (1/2/2019).

Pencabutan larangan ini membuat Facebook bisa memulihkan kembali berbagai aplikasi internalnya, yang berjalan di perangkat iOS. Aplikasi tersebut termasuk software komunikasi perusahaan, aplikasi transportasi, dan versi aplikasi publik yang belum dirilis.

Apple mencabut sertifikasi Facebook pada Rabu lalu, setelah muncul laporan yang menyebutkan jejaring sosial itu menggunakan sistem untuk program pengumpulan data secara ilegal.

Google juga mengalami nasib serupa sehari setelahnya untuk masalah yang sama, tapi kini Apple telah mengembalikan aksesnya.


Pemblokiran Aplikasi Internal Facebook

Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Dikutip dari Wired, program pengumpulan data secara ilegal ini dilakukan oleh Facebook melalui sebuah aplikasi bernama Facebook Research.

Selama tiga tahun, Facebook membayar konsumen, termasuk anak muda berusia 13 tahun untuk mengunduh Facebook Research. Aplikasi ini memberikan akses luas kepada Facebook di dalam perangkat mobile pengguna.

Tindakan Facebook ini diungkapkan oleh Tech Crunch dalam laporan investigasinya pada Selasa (29/1/2019). Agar bisa membuat banyak pengguna iPhone berpartisipasi, Facebook dalam laporan itu disebut menghindari aturan privasi ketat yang diberlakukan oleh Apple di App Store. Facebook mengambil keuntungan dari program aplikasi bisnis, yang didesain untuk penggunaan internal perusahaan.

Sehari setelah laporan itu dipublikasikan, Apple mencabut akses Developer Enterprise Program milik Facebook. Melalui program enterprise itu, Facebook bisa berbagi aplikasi iOS khusus dengan para karyawannya. Google disebut juga menonaktifkan aplikasi serupa di iOS pada Rabu lalu.

Keputusan pemblokiran oleh Apple ini dilaporkan mendatangkan malapetaka di dalam Facebook, karena membuat karyawan tidak dapat mengakses berbagai aplikasi yang mereka gunakan untuk bekerja.

Terkait tindakan ilegal ini, Facebook dilaporkan membayar pengguna berusia 13 - 35 tahun sebesar US$ 20 sebulan untuk mengunduh aplikasi Facebook Research melalui berbagai perusahaan beta-testing seperti Applause, BetaBound, dan uTest.

Pengguna muda harus mendapatkan izin dari orang tua mereka. Para partisipan mengunduh aplikasi tersebut melalui browser, bukan Play Store dan App Store.


Program Enterprise Apple

CEO Apple Tim Cook dan Apple chief design officer Jonathan Ive melihat produk baru Apple di Apple Headquarters, Cupertino, California (12/9). Tiga iPhone terbaru Apple tersebut merupakan penerus dari iPhone X. (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

Apple memberikan "kelonggaran" untuk program enterprise. Melalui program tersebut, developer bisa membuat berbagai aplikasi khusus, tapi bukan untuk publik.

Namun, Facebook justru menggunakan program tersebut untuk aplikasi riset konsumennya, yang menurut Apple telah melanggar aturannya.

Penggunaan keanggotaan program enterprise untuk mendistribusikan aplikasi pengumpul data kepada konsumen, dinilai telah melanggar perjanjian Facebook dengan Apple.

"Developer yang menggunakan sertifikasi enterprise untuk mendistribusikan berbagai aplikasi kepada konsumen, maka sertifikasi mereka akan dicabut. Ini kami lakukan untuk melindungi pengguna dan data mereka," ungkap Facebook.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya