Australia Tembus Rekor Cuaca Panas Ekstrem Sebulan Penuh

Australia mencatat rekor suhu terpanas dalam sejarah negara itu, dengan suhu rata-rata 30 derajat Celsius selama Januari 2019.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 01 Feb 2019, 17:29 WIB
(Foto: Tama66/Pixabay) Ilustrasi kemarau dna kekeringan.

Liputan6.com, Canberra - Australia mencatat bahwa Januari 2019 merupakan bulan terpanas dalam sejarah negara itu, dengan suhu rata-rata melebihi 30 derajat Celsius selama hampir sebelum penuh.

Cuaca ekstrem, yang terjadi selama periode musim panas negara itu disebut "belum pernah terjadi sebelumnya", kata Biro Meteorologi Australia.

Dikutip dari BBC pada Jumat (1/2/2019), setidaknya lima hari di bulan Januari tercatat sebagai deretan hari terpanas, dengan suhu rata-rata dilaporkan mencapai 40 derajat Celsius.

Kondisi terik itu menyebabkan kematian, kebakaran hutan, dan kenaikan biaya berobat ke rumah sakit. Bahkan, cuaca panas esktrem juga menyebabkan lebih dari 90 ekor kuda mati massal.

Rekor baru ini melampaui kondisi yang dicatat pada 2013, yang sebelumnya dianggap sebagai gelombang panas terburuk di Australia.

"Kami melihat kondisi gelombang panas mempengaruhi sebagian besar negara di sepanjang bulan Januari," kata ahli iklim Dr Andrew Watkins.

Rekor terpecahkan baik pada durasi ataupun cakupan area terdampak cuaca panas. Selain itu, curah hujan juga dilaporkan turun di bawah rata-rata untuk sebagian besar wilayah Australia.

Suhu tinggi selama hampir dua pekan juga menyebabkan kematian jutaan ekor ikan di negara bagian New South Wales yang terkena dampak kekeringan.

 

Simak video pilihan berikut: 

 


Peningkatan Suhu dari Tahun ke Tahun

Gelombang panas ekstrem melanda sebagian besar wilayah timur Australia (AP/Joel Carrett)

Dari tahun ke tahun, Australia mengalami suhu musim panas yang semakin panas. Tahun lalu, Kota Sydney mencatat suhu tertinggi hingga 47,3 derajat Celsius, menjadikannya sebagai hari terpanas sejak 1939.

"Meningkatnya tren suhu di Australia, di mana meningkat lebih dari satu derajat dalam 100 tahun terakhir, juga berkontribusi pada kondisi hangat yang tidak biasa," kata Dr Watkins.

Para pejabat telah mengkonfirmasi bahwa 2018 dan 2017 merupakan tahun terpanas ketiga dan keempat di Australia.

Laporan Keadaan Iklim Biro 2018 mengatakan perubahan iklim telah menyebabkan peningkatan peristiwa panas ekstrem.

Bahkan jika suhu global terkandung pada batas kesepakatan Paris, yakni naik 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri, para ilmuwan percaya bahwa Australia akan menghadapi kondisi normal baru yang berbahaya.

Sementara itu, beberapa bagian timur Australia mengalami kekeringan terburuk dalam sejarah, setelah sebelumnya ribuan warga Australia meninggalkan rumah mereka ketika kebakaran hutan menyapu Queensland pada November lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya