Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka rapat koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) se-Indonesia di Jatim Expo, Surabaya, Jawa Timur. Pembukaan ditandai dengan dipukulnya kentongan oleh Presiden Jokowi dan Kepala BNPB Letjen Doni Monardo.
Di kesempatan ini, Jokowi menekankan pentingnya sistem peringatan dini bencana. Hal ini mengingat Indonesia berada dalam daerah rawan bencana.
Advertisement
Kendati begitu, Jokowi mengatakan sistem peringatan dini tetap harus melibatkan para akademisi dan pakar kebencanaan untuk meneliti titik-titik rawan bencana. Dia berharap nantinya BNPB dapat mensosialisasikan peringatan dini bencana ini kepada masyarakat.
"Meneliti, mengkaji, menganalisis potensi-potensi bencana yang kita miliki. Supaya kita mampu memprediksi ancaman dan dapat mengantisipasi serta mengurangi dampak bencana," jelas Jokowi di lokasi, Sabtu (2/2/2019).
"Itu kalau sudah pakar-pakar berbicara, ya disosialisasikan kepada masyarakat. Bisa lewat pemuka-pemuka agama, bisa lewat Pemda. Ini penting sekali," sambung dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pendalaman Sistem Informasi
Sementara itu, Doni Monardo menambahkan bahwa salah satu tujuan rapat koordinasi ini untuk melakukan pendalaman sistem informasi tentang ancaman berbagai jenis bencana oleh para pakar, ahli dan peneliti.
"Tim dari berbagai pakar, ahli dan peneliti ini merupakan tim intelijen kebencanaan, yang nantinya akan diketuai oleh Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB.” ucapnya.
Rakornas BNPB 2019 ini bertema 'Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita'. Acara ini dihadiri oleh ribuan peserta dan tamu undangan mulai dari gubernur, bupati, wali kota, Bappeda, Ketua Komisi VIII DPR RI, Kepala BPBD se-Indonesia, hingga para Kapolda.
Advertisement