Impor Jagung Tanpa Kuota Diharapkan Mampu Stabilkan Harga

Impor jagung tanpa dibatasi kuota diharapkan mampu stabilkan harga jagung nasional.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Feb 2019, 10:00 WIB
Hamparan ladang jagung saat panen raya di Tuban, Jawa Timur, Jumat (9/3). Panen raya tersebut menghasilkan 33,7 ton jagung. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian membebaskan Perum Bulog untuk mengimpor jagung tanpa dibatasi kuota hingga Maret mendatang. Harga jagung yang berada di kisaran Rp 6.000 per kilogram masih terbilang tinggi.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman mengatakan, pembebasan impor dari kuota diharapkan bisa memudahkan Bulog untuk merealisasikan impor jagung sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

Bulog juga diharapkan bisa menggunakan kebijakan ini untuk menentukan waktu impor yang tepat, yaitu pada saat harga jagung internasional rendah. Dengan begitu, jagung impor yang masuk benar-benar efektif untuk menjaga kestabilan harga jagung di pasar dan juga mampu memenuhi permintaan para peternak ayam yang lebih dari 50 persen bahan baku pakannya adalah jagung.

“Langkah yang dilakukan pemerintah ini sangat positif untuk memperkuat efektivitas impor jagung. Sistem kuota seringkali menghambat importir untuk bisa merealisasikan impor sesuai dengan kebutuhan pasar dan tidak jarang importir harus menunggu berbagai rapat koordinasi sehingga momentum untuk mengimpor di saat harga murah terlewat,” jelasnya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (3/2/2019).

Penghapusan sistem kuota pada impor jagung kali ini sebaiknya juga diikuti dengan langkah-langkah lain. Pemerintah perlu merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 21 tahun 2018 pasal 3 ayat 1 dan pasal 5 ayat 1 dan 2 serta Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 57 tahun 2015 pasal 7 ayat 2 untuk membuka peluang bagi lebih banyak lagi importir jagung, baik yang berasal dari BUMN dan swasta.

Dengan terbukanya peluang mengimpor untuk banyak pihak, diharapkan akan tercipta kompetisi yang adil dan transparan. Dengan adanya dukungan dari pemerintah, produsen jagung dalam negeri diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas jagung supaya bisa bersaing dengan jagung impor.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bulog Dapat Izin Impor Jagung Tanpa Kuota

Joko Supangiyanto selaku Ketua Poktan Sido Maju Desa Ngargo Tirto, mengatakan bahwa sejauh ini hasil panen jagung sangat menggembirakan para petani.

Untuk diketahui, Pemerintah Jokowi-JK kembali membuka keran impor jagung, setelah sebelumnya jagung impor telah masuk ke dalam negeri sebesar 130 ribu ton. Bedanya, kali ini pemerintah memperbolehkan Badan Urusan Logistik (Bulog) mengimpor tanpa kuota.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, izin impor tanpa kuota diberikan kepada Bulog seiring dengan habisnya jagung yang telah didatangkan ke dalam negeri. Sementara di pasaran harga jagung masih tinggi.

"Kita kan tak bisa mengimpor pada waktu panen nanti terjadi, sehingga yang kita berikan adalah kita beri plafonlah pada Bulog. Anda boleh impor, tapi tidak boleh masuk lebih dari pertengahan Maret," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, pada Selasa 29 Januari 2019. 

Menko Darmin mengatakan, keputusan menambah impor ini merupakan hasil rapat tingkat menteri bersama Bulog pada Kamis lalu. Alasan kuat melakukan impor adalah, permintaan tinggi namun persediaan sudah menipis.

"Itu rapat Selasa lalu itu kita tugaskan Bulog untuk cek. Hari kamis kita rapat lagi, mereka kemudian turun ke lapangan saya juga minta bantuan Gubernur Jatim juga saya minta turun ke lapangan. Ada semua angka-angkanya bahwa di Jawa Barat panen jagung tuh belum ada," jelasnya.

"Jadi panen belum ada, dan paling-paling panennya itu Maret pertengahan. Jatim malah April, padahal permintaan-permintaan dari peternak kecil menengah, baik petelor atau pedaging itu masuk terus ke Bulog," sambungnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya