Misteri Pembongkaran Makam Perempuan di Banjarnegara Saat Malam Kliwon

Peristiwa itu terjadi pada Selasa malam Rabu Kliwon. Kliwon, bagi sebagian orang diyakini sebagai hari pasaran keramat.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 03 Feb 2019, 12:01 WIB
Pencurian kain kafan jenazah bayi di Martasinga, Cilacap, Jawa Tengah, Januari 2018. (Foto: Liputan6.com/Polres Cilacap/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Desa Asinan Kecamatan Kalibaning Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah gempar usai peristiwa pembongkaran makam Bisem, perempuan yang tak menikah hingga akhir hayatnya, oleh orang tak dikenal.

Polisi bertindak cepat menyelidiki kasus ini dan memastikan bahwa jenazah, kain kafan, dan tali jenazahnya utuh. Galian lubang makam itu tak sampai menyentuh bagian liang lahat jenazah, di mana almarhumah disemayamkan.

Meski begitu, pembongkaran makam oleh orang tak dikenal itu tak pelak menyisakan tanda tanya besar. Spekulasi beredar bahwa si pembongkar makam hendak mencuri tali pocong.

Pasalnya, peristiwa itu terjadi pada Selasa malam Rabu Kliwon. Kliwon, bagi sebagian orang diyakini sebagai hari pasaran keramat.

Galian itu juga tepat berada di kepala jenazah Bisem, dengan kedalaman 145 sentimeter atau hanya terpaut sedikit dari persemayaman jasad Bisem.

Spekulasi motif pembongkar makam mengincar tali pocong untuk ritual ilmu hitam juga dihubungkan dengan waktu meninggalnya Bisem. Bisem meninggal dunia pada Jumat Kliwon, setahun lampau.

"Iya, meninggalnya Jumat Kliwon, sekitar setahun lalu," ucap Poyo, Kepala Dusun III Asinan, Poyo, saat dihubungi wartawan, Jumat, 1 Januari 2019.

Akan tetapi, ia tak berani berpsekulasi bahwa orang misterius yang membongkar makam itu hendak mencuri tali pocong. Menurut dia, baru kali ini peristiwa seperti ini terjadi di Desa Asinan.


Penjelasan Polisi

Pembongkaran makam oleh orang tak dikenal di Desa Asinan, Banjarnegara beredar massif di dunia maya. (Foto: Liputan6.com/Istimewa/Muhamad Ridlo)

Poyo mengatakan, pertama kali yang mengetahui pembongkaran makam ini adalah Mursito, warga setempat. Saat itu, ia tengah berangkat ke ladang yang lokasinya berdekatan dengan makam.

Mursito curiga lantaran ada gundukan tanah baru yang diketahuinya tak ada pemakaman baru. Ternyata, makam Bisem lah yang digali orang.

Mursito lantas memberitahukan kepada ahli waris almarhumah Bisem, Umar. Kemudian, peristiwa ini dilaporkan ke pemerintah desa yang lantas meneruskannya kepada Kepolisian Sektor Kalibening. "Sudah ditangani kepolisian," ujar Poyo.

Kepala Polsek Kalibening, Iptu Sulasmono mengatakan, dari hasil olah tempat kejadian perkara, lubang dibuat sedalam 145 sentimeter dengan posisi bagian kepala jenazah. Akan tetapi, galian ini tak sampai menyentuh tubuh jenazah.

Kepastian ini diperoleh setelah tim Inafis menggali hingga lubang tempat disemayamkannya jenazah yang biasa disebut sebagai liang landak. Penggalian oleh tim Inafis ini pun disaksikan oleh keluarga.

"Inafis kita kemudian masuk ke dalam. Disaksikan oleh ahli waris, jenazah masih utuh," Sulasmono menerangkan.

Usai memastikan jenazah dan segala sesuatunya lengkap, keluarga dan ahli waris almarhumah Bisem meminta agar kepolisian kembali menutup makam ini.

Lasmono mengungkapkan, kepolisian masih menyelidiki kasus ini untuk mengetahui pelaku dan motif pembongkaran makam ini. "Kalau kita, motifnya ke arah mistis nggak tahu juga," dia menambahkan.


Motif Pencuri Kain Kafan dan Tali Pocong Jenazah Bayi di Cilacap

Pencurian kain kafan jenazah bayi di Martasinga, Cilacap, Jawa Tengah, Januari 2018. (Foto: Liputan6.com/Polres Cilacap/Muhamad Ridlo)

Catatan Liputan6.com, peristiwa pembongkaran makam juga pernah menggegerkan warga Martasinga, Cilacap, Januari 2018 lalu. Sebagian kafan bayi yang telah meninggal dunia 40 hari dicuri oleh orang tak dikenal.

Diduga, makam bayi itu di bongkar paksa oleh seseorang pada Kamis malam atau Jumat Dinihari weton pahing, 12 Januari 2018. Belakangan diketahui, sebagian kain kafan sang bayi hilang dicuri.

Hanya beberapa jam usai peristiwa, kepolisian menangkap terduga pelaku pembongkaran makam bayi ini. Resi alias RS (30) ditangkap di sekitar Terminal Bus Cilacap.

Kepala Polres Cilacap, AKBP Djoko Julianto mengatakan RS telah mengakui mencuri kain kafan dan tali pengikat jenazah bayi tersebut untuk menjalankan sebuah ritual ilmu hitam. Kain kafan dan tali pocong itu adalah prasyarat agar si pelaku bisa menghilang.

"Kain kafan dan tali pengikat itu menurut pengakuan tersangka, diajarkan oleh gurunya saat bertemu di gua," ucap Djoko, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 16 Januari 2018.

Pengungkapan kasus ini pun terhitung mudah. Selain dari keterangan saksi-saksi, kasus serupa juga pernah terjadi sekitar empat tahun sebelumnya, dengan RS sebagai pelaku tunggal.

Tak pelak, kecurigaan polisi pun mengarah pada sosok pengangguran ini. Motif pencurian kain kafan dan tali pengikat mori pun diduga sama dengan kejadian serupa empat tahun lalu.

Pasalnya, sebelumnya, pelaku juga sudah melakukan perbuatan serupa pada tahun 2013 dengan membongkar makam dan mengambil kerangka manusia untuk menyempurnakan ilmu sesat yang dipelajarinya.

Dia menjelaskan, Polres Cilacap telah berkoordinasi dengan bagian psikologi dan rumah sakit Bhayangkara mengetes kejiwaan pelaku. Diduga pelaku mengalami gangguan jiwa.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya