Liputan6.com, Jakarta Menguatnya Dolar Amerika Serikat (AS) dan suku bunga Bank Sentral tidak menyurutkan pembelian emas sepanjang 2018.
Melansir laman Marketwatch, data dari World Gold Council menunjukkan bahwa permintaan emas global meningkat 4 persen pada 2018 dibandingkan 2017.
"Permintaan emas pada 2018 mencapai 4,345 ton. Angka ini naik dari 4,159.9 ton pada 2017," menurut WGC.
Baca Juga
Advertisement
Tahun lalu, investor juga menarik USD 1,79 miliar atau setara Rp 24,96 triliun (Kurs USD 1 = Rp 13.947) dari SPDR Gold Shares GLD.
Meskipun pembelian emas ETF AS beragam selama 2018, namun Bank Sentral melihat permintaan emas pada tahun tersebut mengalami lonjakan yang begitu signifikan.
"Pembelian multi-dekade tertinggi bank sentral (651,5t) mendorong pertumbuhan," ujar WGC.
"Permintaan meningkat di kuartal 4 oleh 112,4 t aliran masuk ETF, tetapi aliran masuk tahunan ke dalam produk-produk ini (68,9 t) atau 67 persen lebih rendah dari 2017," jelasnya.
Pembelian Tertinggi
Pembelian emas pada Bank Sentral AS menjadi tertinggi kedua sepanjang tahun lalu, di banding bank-bank sentral di Rusia dan Turki.
WGC menambahkan bahwa pembelian bersih melonjak ke level tertinggi sejak akhir konvertibilitas Dolar AS menjadi emas pada 1971. Hal ini dikarenakan kumpulan bank sentral yang sudah beralih ke emas sebagai diversifikasi.
Selain itu, WGC juga menambahkan bahwa tahun lalu permintaan koin melonjak hingga level tertinggi sepanjang lima tahun terakhir menjadi 236,4 t. Angka ini menjadi rekor tertinggi kedua.
Namun, permintaan pada emas batangan tetap stabil di 781,6 t atau berturut-turut berada pada kisaran 780-800 t selama lima tahun berturut-turut.
Advertisement