Liputan6.com, Jakarta - Lagu Hymne Guru terdengar tidak asing lagi bagi kita. Saat perayaan Hari Guru dan perpisahan sekolah, lagu ini sudah seperti lagu wajib yang harus dinyanyikan.
Lagu yang diciptakan oleh Sartono itu ditujukan untuk menghormati jasa para guru yang dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Liriknya yang bermakna mendalam membuat pendengarnya menitikkan air mata.
Sartono adalah seorang guru seni musik yang lahir di Madiun, Jawa Timur 29 Mei 1936. Ia meninggal pada 1 November 2015 karena mengalami komplikasi gejala stroke, sakit jantung, kencing manis, dan penyumbatan darah di otak.
Baca Juga
Advertisement
Sepeninggal suaminya, Damijati, sang istri kini harus berjuang sendirian. Nama besar suaminya ternyata tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ia bahkan mulai menawarkan rumahnya di Madiun untuk dijual.
Bila rumah itu terjual, ia kini terancam menjadi gelandangan. Satu-satunya barang berharga yang dimilikinya hanyalah sebuah gamelan.
Karena terdesak kebutuhan itu, Damijati berencana menjual gamelan yang merupakan hadiah dari mantan Panglima TNI Djoko Suyanto. Gamelan itu diberikan usai pencipta lagu Hymne Guru dan Damijati menjadi tamu di acara Kick Andy pada 2012 lalu.
"Ini hadiah saat selesai jadi bintang tamu di acara talk show Kick Andy. Saat itu saya ditanya, ibu pengen apa. Saya pengen punya gamelan biar saat pentas tidak sewa lagi," ujarnya seperti diunggah oleh akun Instagram @kitabisa.com, 31 Januari 2019.
Tersentuh dengan kisah Damijati, penyanyi Tompi menggalang dana untuk membantu kesulitan Damijati dengan program 'Bantu Istri Pencipta Lagu Hymne Guru' melalui program kitabisa.com/untukibudamijati sejak 31 Januari 2019. Program tersebut menargetkan Rp 200 juta terkumpul dari donasi. Hingga Senin (4/2/2019) siang, sudah terkumpul Rp 111.337.621. (Adinda Kurnia Islami)
Saksikan video pilihan berikut ini: