Eropa Pertimbangkan Blokir Produk Jaringan 5G Huawei

Tudingan sebagai mata-mata pemerintah Tiongkok membuat bisnis Huawei terkendala di beberapa negara.

oleh Andina Librianty diperbarui 04 Feb 2019, 19:00 WIB
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Tudingan sebagai mata-mata pemerintah Tiongkok membuat bisnis Huawei terkendala di beberapa negara. Kali ini, perusahaan juga terancam tidak akan bisa menjual peralatan jaringan 5G di wilayah Eropa.

Dikutip dari Reuters, Senin (4/2/2019), sejumlah sumber di Brussel, Belgia, mengatakan bahwa Komisi Eropa sedang mempertimbangkan pemblokiran secara de facto terhadap peralatan jaringan 5G Huawei untuk jaringan seluler di Uni Eropa. Pertimbangan ini dilakukan berdasarkan masalah keamanan.

Kekhawatiran terhadap isu keamanan ini sudah ditunjukkan oleh Eropa sejak beberapa waktu lalu. Vice President Komisi Eropa, Andrus Ansip, pada tahun lalu mengatakan bahwa Uni Eropa harus mengawatirkan soal Huawei dan perusahaan-perusahaan Tiongkok lain terkait risiko terhadap industri dan keamanan.

"Apakah kita harus mengkhawatirkan tentang Huawei atau perusahaan-perusahaan Tiongkok lain? Ya, saya pikir kita harus khawatir soal mereka," ungkap Ansip di Brussel, sehari setelah pimpinan keuangan Huawei, Meng Wanzhou, ditangkap di Kanada.

Huawei sendiri telah berulang kali menyatakan produk-produknya tidak dijadikan alat spionase oleh pemerintah Tiongkok. Kendati demikian, bantahan itu tidak berhasil menepis tudingan tersebut.

 


Chairman Huawei Tegaskan Tak Akan Merugikan Pihak Lain

Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Huawei berulang kali menegaskan pihaknya tidak menjadi alat spionase pemerintah Tiongkok. Bantahan tersebut tidak hanya disampaikan oleh sang Chief Executive Officer (CEO), tapi juga pendiri dan Chairman Huawei.

Dikutip dari Phone Arena, pendiri Huawei, Ren Zhengfei, pada bulan lalu mengatakan bahwa meski disebut sebagai ancaman terhadap keamanan nasional oleh pemerintah Amerika Serikat (AS), perangkat Huawei tidak digunakan sebagai alat mata-mata oleh pemerintah Tiongkok. Kini pernyataan serupa juga disampaikan oleh sang chairman.

Chairman Huawei, Liang Hua, kepada surat kabar Kanada Globe and Mail mengatakan pihaknya tidak akan berbuat hal yang akan merugikan negara, organisasi, atau individu mana pun.

"Divisi teknologi yang didasarkan pada berbagai ideologi dan sudut pandang tidak akan bermanfaat bagi manusia, atau untuk kemajuan teknologi. Kami tidak akan pernah melakukan apa pun untuk merugikan negara, organisasi, atau individu mana pun," ungkap Liang.


Huawei Wajib Memberikan Alat Enkripsi ke Tiongkok

Meski berulang kali membantah memberikan informasi kepada pemerintah Tiongkok, Huawei diwajibkan oleh hukum Tiongkok untuk membantu negara tersebut dalam hal intelijen.

Selain itu, semua perusahaan telekomunikasi di Tiongkok disebut juga harus memberikan alat enkripsi kepada pihak keamanan Tiongkok.

Berdasarkan kekhawatiran terhadap hal tersebut, AS memperingatkan sekutunya, termasuk Kanada, agar tidak menggunakan peralatan jaringan Huawei untuk teknologi 5G.

Pemerintah AS disebut juga turut andil dalam pembatalan kerja sama Huawei dengan operator Verizon dan AT&T untuk menjual Mate 10 Pro di negara tersebut.

Terlepas dari tidak adanya kerja sama dengan operator besar di AS, Huawei saat ini merupakan salah satu vendor smartphone terbesar di dunia. Selain itu, perusahaan juga merupakan penyuplai peralatan jaringan terbesar di dunia.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya