Unik, Restoran 'All You Can Eat' Ini Haruskan Kamu Bayar dari Tinggi Badan

Di restoran ini, kamu membayar makanan berdasarkan tinggi badanmu.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 06 Feb 2019, 10:00 WIB
(Foto : Nextshark.com)

Liputan6.com, Jakarta - Semua dapat kamu makan alias All You Can Eat, salah satu paket makan yang ditawarkan oleh restoran-restoran. Dengan menu paket ini biasanya kamu tidak perlu takut ataupun khawatir dengan porsi atau seberapa banyak kamu telah makan.

Meskipun semuanya dapat kamu makan, tetap ada aturan yang mengatur bagaimana kamu akan menikmati deretan makanan yang ada. Dimulai dari umur hingga peraturan lainnya. Lalu bagaimana jika aturannya adalah tinggi badan?

Dilansir dari Nextshark.com, sebuah restoran asal Jepang memberlakukan peraturan aneh di mana bayaran untuk seseorang dikenakan berdasarkan tinggi badan yang dimiliki seseorang. Anak usia 12 tahun harus membayar harga orang dewasa karena tinggi badannya.

Seorang pengunjung yang berusia 12 tahun dan belum memiliki tanda pengenal, sempat mendapat pengalaman buruk di restoran yang tak disebutkan namanya tersebut.  Meski ditegaskan bahwa dirinya berusia 12 tahun, ia tetap dipaksa untuk melepaskan alas kakinya untuk diukur tinggi badannya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :


Penipuan Publik?

(Foto : Nextshark.com)

Seberapa banyak kamu makan diukur dengan seberapa besar atau tinggi badan kamu, bukan berdasarkan kriteria dewasa meskipun tertulis bahwa makanan itu untuk usia 7-12 tahun. Besar badan seorang anak dijadikan alasan untuk membuatnya membayar dengan harga orang dewasa.

Restoran ini beralasan bahwa kebanyakan anak yang memiliki tubuh yang lebih besar dapat memakan makanan lebih banyak dari orang dewasa pada umumnya. Kemudian diberlakukanlah aturan bahwa seseorang yang memiliki tinggi lebih dari yang ditentukan terhitung sebagai dewasa.

Sang keluarga tidak terima dan merasa dibohongi karena anak mereka yang berusia 12 tahun dan masih masuk ke dalam range umur yang tertera, harus diukur tinggi badan serta membayar dengan harga dewasa. Mereka juga merasa diperlakukan buruk dengan pemaksaan pelepasan alas kaki untuk pengukuran tinggi badan.

 

Reporter :

Lea Citra Santi Baneza

Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya