Ketua DPR: Wacana Motor Masuk Tol Aspirasi Pengendara

Bamsoet memahami adanya pihak yang kontra atas wacana motor masuk tol itu.

oleh Muhammad Ali diperbarui 04 Feb 2019, 20:44 WIB
Sejumlah kendaraan melintas di ruas tol Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (30/1). Ketua DPR Bambang Soesatyo mengusulkan agar pemerintah mulai mewacanakan perizinan penggunaan jalan tol oleh pengguna sepeda motor. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo menyebut para investor dan pengelola tol akan terganggu dengan wacana motor masuk tol. Karena segala infrastruktur harus dipersipakan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

"Mereka nanti akan terpaksa menyediakan berbagai sarananya sesuai bunyi Peraturan Pemerintah (PP) No 44 Tahun 2009 tentang Jalan Tol dan UU No.38 Tahun 2004 tentang Jalan," kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (4/2/2019).

Dia pun memahami adanya pihak yang kontra atas wacana motor masuk tol itu. Ini lantaran adanya ketidakpedulian terhadap nasib keselamatan dan nyawa pengendara pemotor.

"Namun, itu tidak boleh dibiarkan. Saatnya kita sebagai anak bangsa harus peduli. Kita tidak boleh lagi membiarkan rakyat berjuang sendirian di tengah kemacetan jalan segala arah dari kekacauan sistem transportasi dengan bertaruh nyawa," ujar Bamsoet.

Mantan Ketua Komisi III ini menyampaikan bahwa wacana jalur khusus motor di tolbukanlah gagasannya belaka. Namun aspirasi jutaan pengendara motor dan dipertimbangkan dengan berbasis data.

Dirinya menekankan, pengendara motor juga ingin menikmati insfrastruktur yang dibangun negara dengan nyaman dan aman seperti para pemilik mobil tanpa adanya diskriminasi.

“Saya hanya meneruskan aspirasi itu kepada pemerintah dan memperjuangkannya,” ujar dia.

 


Beda dengan Tol Mobil

Kendaraan memadati ruas tol Jalan Gatot Soebroto di Jakarta, Rabu (30/1). Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengusulkan pemerintah supaya sepeda motor diberikan jalur khusus di jalan tol. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Selain itu, penggunaaan jalan tol yang dimaksud bukan digabung dengan pengendara mobil yang selama ini berjalan sebagaimana disampaikan banyak pihak. "Di sinilah saya melihat banyak yang gagal paham dan sok tahu,” kata Bamsoet.

Dia menjelaskan, akses motor dalam tol dibuat terpisah dengan gerbang khusus motor selebar 2,5 meter. Tingkat keamanan dipastikan akan tinggi dengan mengadopsi contoh jalur motor yang sudah ada di Tol Bali Mandara.

Atas kritikan soal itu, Bamsoet menilai mereka tidak memahami persoalan. Kritikan itu dilontarkan asal bunyi (asbun) tanpa data atas nama keselamatan pengguna motor ataupun memberikan solusi bagaimana mengurangi tingkat kecelakan dan kematian yang tinggi pengendara di jalan raya.

“Menurut saya, solusi yang tepat adalah dengan menyediakan jalur khusus di setiap insfrastruktur jalan tol yang masih memungkinkan secara fisik,” ujar Bamsoet.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya