IHSG Melemah 57,18 Poin Jelang Libur Imlek

Investor asing jual saham Rp 476 miliar di pasar reguler juga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Feb 2019, 16:19 WIB
Layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah menjelang libur Tahun Baru China atau Imlek.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (4/2/2019), IHSG melemah 57,18 poin atau 0,87 persen ke posisi 6.481,45. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,69 persen ke posisi 1.024,04. Sebagian besar besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 191 saham melemah sehingga menekan IHSG. 219 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG lebih tajam. Sementara itu, 119 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.555,98 dan terendah 6.479,05.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 416.124 kali dengan volume perdagangan 12 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 8,1 triliun. Investor asing jual saham Rp 476 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.955.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 0,80 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,52 persen.

Sektor saham aneka industri susut 2,09 persen, dan alami penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi merosot 1,47 persen dan sektor keuangan susut 1,26 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham CAKK naik 34,34 persen ke posisi Rp 133 per saham, saham JAWA melonjak 27,41 persen ke posisi Rp 172 per saham, dan saham KONI mendaki 24,55 persen ke posisi Rp 416 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PUDP merosot 25 persen ke posisi Rp 342 per saham, saham BALI tergelincir 24,91 persen ke posisi Rp 1.100 per saham, dan saham MFMI susut 21,32 persen ke posisi Rp 535 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,21 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,27 persen, dan indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,07 persen. Sedangkan, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,06 persen, indeks saham Singapura melemah 0,13 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG melemah karena aksi ambil untung. Selain itu, harga komoditas dunia melemah.

"Terdepresiasi mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, bursa saham sepi menjelang Imlek karena bursa saham China libur. Sedangkan bursa saham Singapura dan Hong Kong hanya aktif hingga pukul 12.00 siang.

 


BEI Luncurkan IDX 80

Suasana di salah satu ruangan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

PT Bursa Efek Indonesia menerbitkan Indeks IDX80, yaitu indeks atas harga 80 (delapan puluh) sahamPerusahaan Tercatat yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Indeks IDX80 diharapkan dapat menjadi alternatif acuan bagi para investor dan Manajer Investasi dalam melakukan investasi.

Proses seleksi IDX80 diawali dengan penentuan saham-saham semesta (universe), yaitu memilih 150 saham dari seluruh saham tercatat berdasarkan total nilai transaksi di pasar regular selama 12 bulan terakhir.

Dari 150 saham tersebut dipilih 80 saham konstituen Indeks IDX80 dengan mempertimbangkan faktor likuiditas, yaitu nilai dan frekuensi transaksi di Pasar Reguler, jumlah hari transaksi di Pasar Reguler dan kapitalisasi pasar saham free float.

BEI juga memperhatikan faktor-faktor fundamental yang mencakup kinerja keuangan, kepatuhan, dan lain-lain.

Metode penghitungan Indeks IDX80 menggunakan metode Capped Free-Float Adjusted Market Capitalization Weighting.

Indeks ini menggunakan kapitaliasi pasar free float sebagai bobot dengan mengenakan pembatasan bobot (capping) suatu saham dalam indeks paling tinggi adalah 9 persen pada saat evaluasi.

BEI menetapkan tanggal dasar untuk Indeks IDX80 pada 30 Januari 2012 dengan nilai dasar 100.

BEI akan melakukan dua jenis evaluasi berkala atas Indeks IDX80,yaitu Evaluasi Mayor yang mencakup evaluasi atas konstituen dan penyesuaian kembali bobot saham dalam indeks. Selanjutnya adalahEvaluasi Minor yang hanya mencakup penyesuaian kembali bobot saham dalam indeks.

Evaluasi Mayor atas Indeks IDX80 akan dilakukan setiap akhir bulan Januari dan selanjutnya akan efektif setiap Hari Bursa pertama pada Februari.

Evaluasi Minor untuk indeks tersebut dilakukan setiap akhir bulan Juli dan selanjutnya akan efektif setiap Hari Bursa pertama di bulan Agustus.

Pada saat yang sama, BEI memulai tahapan awal atas penerapanfree float pada bobot penghitungan Indeks LQ45 dan IDX30.

Pada tahap ini, jumlah saham bukan free float yang tidak dihitung sebagai bobot adalah 30 persen, sehingga jumlah saham yang dihitung sebagai bobot adalah jumlah saham free float ditambah dengan 70 persen dari jumlah saham bukan free float.

BEI secara bertahap akan mengurangijumlah saham bukan free float dari bobot penghitungan Indeks LQ45 dan IDX30 hingga akhirnya hanya menggunakan jumlah saham free float sebagai bobot penghitungan pada 1 Agustus 2019.

Pada setiap penyesuaian bobot, BEI akan melakukan pengumuman 5 Hari Bursa sebelum efektif.

Di masa mendatang, diharapkan indeks IDX80 ini dapat digunakan sebagai landasan acuan bagi produk-produk pasar modal, seperti reksadana, ETF, serta produk-produk derivatif lainnya.Selain itu pula, para investor pun dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya