Liputan6.com, Manchester - Marcus Rashford menunjukkan produktivitas tinggi sejak Ole Gunnar Solskjaer mengisi posisi manajer interim Manchester United (MU). Namun, dia mengaku tidak ingin menjadi penyerang murni.
Pemain berusia 21 tahun tersebut menghasilkan enam gol dari delapan penampilan terakhir di Liga Inggris. Teranyar dia membantu MU mengalahkan Leicester City 1-0, Minggu (3/2/2019).
Baca Juga
Advertisement
Penampilan sebagai ujung tombak dianggap sebagai alasan di balik ketajamannya itu. Rashford menggeser Romelu Lukaku yang sebelumnya dipercaya Jose Mourinho.
Nyatanya, torehan itu tidak lekas membuat Rashford gembira dan ingin selalu memimpin serangan The Red Devils. Dia mengaku tidak masalah menempati posisi lain di lini depan.
Rashford menilai hal tersebut merupakan bagian dalam usahanya mengembangkan diri sehingga makin berguna bagi tim.
"Sepak bola sudah berubah. Saya tidak lagi mau menjadi bomber murni. Saya ingin menjadi penyerang komplit yang bisa bermain di kiri, kanan, atau melayani rekan. Saya mau bekerja sesuai kebutuhan," kata Rashford, dilansir situs resmi MU.
Puji Pogba
Rashford merobek gawang Leicester berkat umpan Paul Pogba. Dia pun memberi pujian bagi gelandang berkebangsaan Prancis tersebut.
"Dia terus menciptakan peluang bagi rekan-rekannya. Pogba punya kemampuan mendistribusikan bola dengan baik," ungkapnya.
Advertisement
Laga ke-100
Laga melawan Leicester merupakan penampilan ke-100 Rashford di Liga Inggris. Dia menjadi pemain termuda yang mencapai angka tersebut bagi The Red Devils setelah Ryan Giggs melakukannya 27 tahun lalu.