Hadapi Era Digital, Dosen Mercu Buana Ajak Remaja Belajar Agama Secara Online

Kegiatan pengabdian masyarakat kali ini berlangsung di Rumah Harapan (kawasan pemulung), Bintara Jaya, Bekasi, Minggu (3/3/2019).

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 06 Mar 2019, 15:00 WIB
Rumah Harapan

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi yang semakin pesat tentu mempengaruhi gaya kehidupan dan model berkomunikasi massa untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari. Maka itu, Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Kampus Jatisampurna menggelar acara untuk menyadarkan masyarakat akan kehadiran teknologi komunikasi era digital.

Kegiatan pengabdian masyarakat kali ini berlangsung di Rumah Harapan (kawasan pemulung), Bintara Jaya, Bekasi, Minggu (3/3/2019). Acara kali ini mengangkat tema “Bina Karakter dan Akhlak di Era Teknologi Komunikasi Digital pada Remaja Warga Bintara VI Bekasi Jaya.” 

Salah satu dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Kampus Jatisampurna, Dr. Santa Lorita Simamora menyatakan bahwa diadakannya kegiatan ini bertujuan untuk menyadarkan remaja mengenai kehadiran teknologi komunikasi era digital saat ini dapat dijadikan sebagai wasilah, yakni sebagai sarana atau media menimba ilmu agama. 

“Saya ingin berkomunikasi dengan remaja melalui pendekatan agama. Tujuannya untuk membuka kesadaran hati dan alam pikir remaja bahwa kehadiran teknologi komunikasi era digital saat ini dapat dijadikan sebagai wasilah, yaitu sebagai sarana atau media menimba ilmu agama. Dengan kata lain, remaja memiliki kesadaran untuk mengakses, mengonsumsi konten-konten positif atau ajaran agama Islam melalui media komunikasi digital, sehingga dapat membentuk karakter dan akhlak remaja muslim/muslimah,” kata Dr. Santa.

Menurut Dr. Santa, alasan pengabdian masyarakat kali ini difokuskan untuk remaja karena anak-anak zaman sekarang yang lahir pada era 2000-an atau yg biasa disebut generasi Z, hidup di zaman teknologi yang kian berkembang, di mana salah satunya dapat mudah mengakses media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan YouTube.

Namun, hidup di teknologi canggih tak selamanya berdampak positif, banyak juga yang bisa menyesatkan remaja. Terlebih bagi remaja warga Bintara VI Bekasi Jaya yang dinilai masih kurang dalam ilmu agama.

“Hidup di teknologi canggih, banyak yang bisa menyesatkan kalian. Misal pornografi, kekerasan, kejahatan yang bisa membuat pikiran kalian generasi-generasi yang bisa menjadi generasi shaleh dan shaleha malah rusak. Padahal kalian bisa hafal Alquran. Yang bisa hafal Alquran dijamin dalam kehidupan di dunia dan di akhirat,” ucap Dr. Santa di hadapan puluhan remaja warga Bintara VI Bekasi Jaya.

 

 


Belajar Agama Secara Online

Rumah Harapan

Dia juga mencontohkan bagaimana menggunakan teknologi komunikasi era digital dengan bijak untuk belajar agama, seperti untuk mencari informasi cara salat yang baik dan sesuai ajaran Rasulullah, serta mencari ayat-ayat Alquran dan hadist.

“Terkait YouTube dan Instagram, salat yang baik yang dicontohkan Rasulullah bisa dilihat di YouTube dengan kata kunci yang benar. Misal ‘salat wajib sesuai contoh rasulullah’. Lihat yang paling atas karena ratingnya tinggi atau paling banyak dilihat. Semua bisa kita lihat di YouTube. Sementara Alquran bisa kita download. Alquran ada digital. Kita bisa menggunakan teknologi untuk mencari ayat-ayat Alquran dan hadist-hadist. Jangan salah memasukan kata kunci. Misal YouTube mencari kata cinta, bisa menjurus ke porno. Itu salah satu jebakan hacker yang ingin merusak akhlak-akhlak kalian,” lanjutnya.

Di akhir acara, Dr. Santa kembali mengingatkan kepada para remaja bahwa generasi Z sudah pasti akan membuka internet. Oleh karenanya, Dr. Santa berpesan agar para remaja menggunakan teknologi canggih untuk belajar agama dan menghindari untuk membuka konten-konten yang buruk.

“Ada media teknologi yg begitu canggih yg disebut media teknologi digital, dimana kalian sebagai generasi-generasi Z itu tidak bisa tidak akan bertemu, tidak bisa tidak akan berinteraksi, jadi pastinya kalian akan pernah buka internet. Kalau tidak punya ponsel, mungkin ke warnet, mungkin di sekolah ada internet, pastinya akan terhubung ke dunia internet. Jadi maksud Bu Santa ajak kalian ngobrol hari ini adalah untuk kasih tahu kalian bisa menggunakan teknologi canggih tadi untuk belajar agama. Kalau kalian membukanya konten-konten yang buruk, Allah itu maha tahu, karena kalian tadi sudah mengatakan bahwa yang menciptakan kita adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Segala perbuatan kita itu Allah akan tahu,” tutupnya.

Rumah Harapan yang berada di Kawasan Pemulung - Bintara Jaya, Bekasi merupakan suatu bentuk kepedulian sekelompok masyarakat yang kemudian menciptakan wadah untuk membangun semangat anak-anak yang enggan bersekolah dan tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan formal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya