2 Kondisi Terbaru Gunung Anak Krakatau yang Kembali Menggeliat

Meski mengalami aktivitas gempa, cuaca di sekitar Gunung Anak Krakatau, cerah dan berawan. Asap kawah pun nihil.

oleh Maria Flora diperbarui 05 Feb 2019, 10:39 WIB
Penampakan jejak abu vulkanis Gunung Anak Krakatau yang tertangkap kamera satelit NASA pada 24 September 2018 (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Anak Krakatau kembali menggeliat. Satu kali gempa vulkanik terdeteksi oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari dalam perut gunung yang kini tingginya menyusut dari 338 meter menjadi 110 meter.

Meski mengalami aktivitas gempa, cuaca di sekitar gunung api, cerah dan berawan. Asap kawah pun nihil.

Kendati demikian, untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan,seperti korban jiwa, petugas PVMBG dan ESDM setempat mengimbau warga sekitar untuk menjauh dalam radius 5 kilometer dari kawah Anak Gunung Krakatau.

Berikut kondisi terbaru Gunung Anak krakatau memasuki tahun 2019:

Saksikan video pilihan di bawah ini:


1. Badan Gunung Anak Krakatau Muncul Lagi

Pengamatan Gunung Anak Krakatau dilihat dari Dusun Tiga Regahan Lada, Pulau Sebesi, Lampumg Selatan, Senin (31/12). Pengamatan PVMBG, tinggi gunung dari permukaan air laut hanya tersisa 110 meter. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Usai letusan dahsyat Gunung Anak Krakatau yang diduga memicu datangnya tsuami di Anyer, dilaporkan ketinggian gunung mengalami penyusutan.

Berdasarkan hasil pengamatan pada citra TerraSAR-X pada 29 Desember 2018, kondisi tersebut disebabkan bagian tubuh Gunung Anak Krakatau bagian barat daya telah hancur. Diduga longsor saat terjadi erupsi, lalu masuk ke laut estimasi dengan luasan area yang berkurang sekitar 49 hektare.

Usai longsoran hingga puluhan hektare tersebut, dikabarkan gunung anak krakatau kini kembali muncul.

"Akumulasi erupsi setelahnya mengeluarkan material vulkanik yang terkumpul di sekitar kawah, sehingga bagian Barat-Barat Daya Gunung Anak Krakatau kembali muncul ke atas permukaan air seperti yang terlihat pada citra tanggal 9 Januari 2019," ujar Priyatna seperti dikutip dari Antara, Senin (14/1/2019).

Hal itu, kata dia, diketahui berdasarkan pengamatan pada citra TerraSAR-X pada 30 Agustus 2018 pukul 05.47 WIB, pada 29 Desember 2018 pukul 05.47 WIB, dan pada 9 Januari 2019 pukul 05.47 WIB.

 


2. Gempa Tremor Terus-Menerus

Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari udara yang terus mengalami erupsi, Minggu (23/12). Dari ketinggian Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi dengan mengeluarkan kolom abu tebal. (Liputan6.com/Pool/Susi Air)

Memasuki awal tahun 2019, Gunung Anak Krakatau juga dilaporkan telah mengalami gempa tremor terus-menerus, pada Rabu, 30 Januari hingga Kamis dini hari 2019.

"Dari pukul 18.00 sampai dengan 24.00 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami kegempaan tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-3 mm (dominan 1 mm)," ungkap Staf Kementerian ESDM Windi Cahya Untung di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau.

Saat itu, visual gunung kabut 0-III dan asap kawah tidak teramati. Cuaca pun terbilang cukup bersahabat, yakni cerah berawan.

Sementara, Angin bertiup lemah hingga kencang ke arah utara dan timur laut, sedangkan suhu udara sekitar 27-28 derajat Celsius, kelembapan udara 65-76 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.

Melihat kondisi ini, masyarakat hingga wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya