Jubir Prabowo: Yang Dulu Bawa Pak Jokowi ke Jakarta Siapa?

Sebagai capres petahana, seharusnya Jokowi lebih memaparkan hasil kinerjanya saat ini, serta tidak melimpahkan kesalahan pada orang lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Feb 2019, 15:19 WIB
Capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Juru debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Ahmad Riza Patria, menilai capres nomor urut 01 Jokowi tidak seharusnya tampil menyerang Prabowo dalam debat ataupun kampanye Pilpres 2019.

Menurut Riza, gaya menyerang dalam debat yang akan dilakukan pada  17 Februari 2019 nanti, tidak akan memicu simpati masyarakat.

"Tidak usahlah nyerang-nyerang, nyindir-nyindir, kerja saja yang baik. Itu tidak menghasilkan simpati, bahkan masyarakat jadi tahu, sebetulnya siapa Pak Jokowi. Ini tanda-tanda kekalahan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf," kata Riza pada wartawan, Selasa (5/2/2019). 

Riza menuturkan, sebagai capres petahana, seharusnya Jokowi lebih memaparkan hasil kinerjanya saat ini, serta tidak melimpahkan kesalahan pada orang lain.

"Jangan banyak janji, lebih baik buktikan. Tidak usah menyalahkan orang lain, nyindir-nyindir dan sebagainya," ujar dia. 

Riza pun menilai Jokowi harusnya mengingat siapa sosok yang dulu mempunyai kontribusi besar mengangkat dirinya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kendati tidak menyebut langsung sosok yang dimaksud adalah Prabowo, Riza meminta agar Jokowi tidak menyerang Prabowo di debat nanti.

"Pak Jokowi harus tahu siapa sebenarnya dia. Yang bawa ke Jakarta siapa? Dulu yang membiayai siapa? Pak Jokowi harusnya tahu diri, tidak usahlah nyerang-nyerang," ucap Riza Patria.   

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi berulang kali menyindir soal serangan-serangan yang dilancarkan lawan politiknya. Itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para relawannya di Jawa Tengah dan Jawa Tengah.

Dia memberikan contoh beberapa isu hoaks yang merajalela jelang Pilpres, mulai dari 7 kontainer sudah dicoblos, hingga selang darah dipakai 40 kali di rumah sakit.

"Saya berikan contoh, katanya ada 7 kontainer yang sudah dicoblos. Tujuh kontainer itu kalau saya hitung 80 juta kertasnya (surat suara). Begitu dijawab diam. Besoknya keluar lagi, selang darah dipakai sampai 40 kali. Dijawab lagi dari RSCM, diam," ucap Jokowi.


Ungkit Hoaks Ratna Sarumpaet

Tidak hanya itu, Jokowi juga mengungkit terkait kasus hoaks yang menjerat Ratna Sarumpaet. Dia mengatakan yang tidak benar adalah yang memberikan informasi bahwa Ratna babak belur lantaran dipukuli dan dianiaya.

"Itu enggak benar. Itu maunya apa, sih? Maunya sebetulnya apa? Nuduh kita kriminalisasi, itu saja sebetulnya arahnya," kata Jokowi.

Jokowi pun yakin masyarakat kini bisa cerdas. Dan tidak bisa termakan isu, hoaks. "Tapi masyarakat sekarang ini cerdas dan masyarakat pintar-pintar. Dipikir masyarakat masih bodoh-bodoh," tegas Jokowi.

 

Reporter: Sania Mashabi

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya