Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin membantah soal pernyataan dan alasannya mundur dari Utusan Khusus Presiden Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban yang viral di media sosial.
Dalam sebuah foto yang viral itu, Din mengungkapkan alasannya mundur karena mengetahui orang-orang yang berada di belakang Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang berbohong.
Advertisement
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu pun memastikan bahwa dirinya tak pernah menyampaikan pernyataan tersebut.
"Itu tidak benar. Itu bukan bahasa saya," ucap Din Syamsuddin dalam keterangannya melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Selasa (5/1/2019).
Din mengaku telah mengetahui beredarnya gambar tersebut. Namun, dia mengaku tidak mengetahui siapa pihak yang membuat, dan yang pertama kali menyebarkan gambar itu.
"Iya sudah, tapi saat ini saya sedang di Wina, Austria," kata Din Syamsuddin.
Pernyataan Din ini termuat dalam sebuah gambar yang tersebar di aplikasi percakapan WhatsApp pada Selasa (5/2/2019).
Dalam gambar itu memuat pernyataan Din yang mundur dari Utusan Khusus Presiden Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban.
"Saya keluar dari Utusan khusus Presiden dlm masalah dialog Agama, karna saya tahu betul siapa orang2 dibelakang jkw, saya tahu betul kebohongan-kebohongan mreka semua, klo di 2019 umat islam kalah, saya tak bisa bayangkan 2024 nanti islam masih ada atau tidak," demikian tulisan dalam gambar tersebut.
Alasan Sebenarnya Din Syamsuddin Mundur
Din Syamsuddin sebelumnya mengajukan surat pengunduran diri sebagai utusan khusus Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk dialog dan kerja sama antaragama dan peradaban. Surat pengunduran diri itu ia ajukan pada Jumat, 21 September 2018.
"Saya sudah mengajukan pengunduran diri sebagai utusan khusus presiden untuk dialog dan kerja sama antaragama dan peradaban. Tadi suratnya sudah saya sampaikan," kata Din Syamsuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.
Menurut Din, dia mundur karena Presiden Jokowi telah resmi menjadi calon presiden di Pilpres 2019. Sedangkan lembaga yang pernah ia pimpin, yakni Muhammadiyah, telah memutuskan untuk bersikap netral di pilpres mendatang.
"Sementara, satu, organisasi yang pernah saya pimpin, Muhammadiyah, sekarang juga masih pemimpin Muhammadiyah tingkat ranting, punya khittah tidak terlibat dalam politik kekuasaan. Maka harus bersifat netral, bukan netral tidak memilih, nanti hak pilih ya kita salurkan pada waktunya nanti," ungkap dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement