Liputan6.com, Jakarta Sakit, tidak ada satu pun orang yang ingin mengalami sakit. Jika hanya flu kecil atau sakit kepala biasa, mungkin Anda masih bisa mengatasinya.
Lain lagi saat keadaan Anda semakin parah dan mengharuskan dirawat. Tentunya, banyak biaya yang akan keluar, seperti yang dilontarkan Perencana Keuangan Safir Senduk. “Makanya ada istilah sehat itu mahal, tapi sakit itu lebih mahal,” ujarnya.
“Ada uang keluar untuk semua itu.Tapi tidak semua orang memiliki uang yang cukup untuk membayar biaya pengobatan,” jelas dia.
Baca Juga
Advertisement
Besarnya biaya pengobatan tergantung dari pos biaya saat sakit. Biasanya ada beberapa pos biaya yang masih murah, namun ada dua pos biaya yang nominalnya cukup besar dan mempengaruhi total biaya pengobatan.
Pertama, biaya rawat inap.Biasanya, makin lama Anda dirawat inap di rumahsakit, makin besar pula biaya yang harus Anda bayar.
“Menginap di rumah sakit itu mirip-mirip dengan menginap di hotel. Bedanya, kalau menginap di hotel Anda tahu kapan akan check out. Kalau ‘menginap’ di rumah sakit, Anda tidak tahu kapan akan check out.
Kedua, biaya operasi. Operasi memakan biaya yang tidak sedikit, tergantung jenis penyakitnya. Hal ini juga mempengaruhi total biaya pengobatan.
Solusinya adalah Anda harus mengambil asuransi kesehatan.
Asuransi kesehatan mencakup biaya rawat inap dan biaya operasi.
Ada dua jenis asuransi kesehatan yang bisa dipilih, yaitu asuransi dengan sistem provider dan asuransi dengan sistem reimburse. Dengan asuransi provider, hanya cukup menunjukkan kartu keanggotaan dan tidak perlu membayar sama sekali. Karena asuransi provider disediakan oleh lembaga tertentu yang telah bekerjasama dengan rumah sakit, maka tidak semua rumah sakit dapat menerima asuransi provider.
Lain halnya dengan asuransi reimburse, Anda bisa berobat ke rumah sakit mana saja, namun Anda perlumenyiapkan dana untuk membayar biaya pengobatan terlebih dahulu. Setelah itu, akan mendapat penggantian dari pihak asuransi.
Ingin tahu informasi lebihrinci? Simak video berikutini: