Banyak Peminat, Yamaha Kewalahan Produksi XMax

Resmi diperkenalkan pada tahun 2016 oleh PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), skutik bongsor dengan mesin 250cc, XMax sukses menarik minat konsumen Tanah Air.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 06 Feb 2019, 23:01 WIB
Yamaha XMax mengusung mesin berkapasitas 250 cc. (Septian/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Resmi diperkenalkan 2016 oleh PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Yamaha XMax sukses menarik minat konsumen Tanah Air dan mancanegara.

Pabrikan asal Jepang itu mengaku kemampuan untuk mengakomodir permintaan XMax untuk pasar nasional tak sebanding dengan banyaknya permintaan konsumen.

"Yamaha XMax itu saat ini (stoknya) shortage, kekurangan barang dan kapasitas produksi terbatas,” kata Dyonisius Beti, Executive Vice President PT YIMM, usai peluncuran MT-15 dan MX King 150 di Jakarta.

Mereka memang tidak memerinci berapa jumlah pesanan saat ini. Berapa selisihnya dengan kapasitas pabrik pun tak dideskripsikan. Padahal, angka ini bisa menggambarkan kondisi ketimpangan permintaan yang dimaksud.

“XMax (pasar domestik) setiap bulan hanya produksi sekitar 1.000 unit. Ekspor jauh lebih besar, karena itu untuk kebutuhan seluruh dunia, Amerika, Eropa, Jepang,” tutur Dyon.

Jumlah ini memang representatif dengan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) medio 2018, yang menunjukkan penjualan di level tersebut.

Dalam keterangannya, Dyon menjabarkan permintaan ekspor Yamaha XMax yang lebih tinggi ketimbang di domestik.

“Sekitar 3 ribu sampai 4 ribu unit sebulan, tergantung negaranya. Demand-nya kami belum tahu, karena di luar negeri XMax masih paling murah,” jelasnya.


Selanjutnya

Untuk diketahui, pabrik YIMM yang berada di Pulo Jahe, Cakung Jakarta Timur, memang jadi satu-satunya fasilitas yang memproduksi XMax di seluruh Dunia. Berkat ekspor XMax, Yamaha pun sukses membukukan pengapalan ke-1,5 juta unit, beberapa waktu lalu.

Demi menjaga keseimbangan permintaan dan pemantauan data yang lebih spesifik, Yamaha pun sejak awal menerapkan metode pemesanan online.

Konsumen yang berminat harus mengisi data lewat website, lalu meneruskan proses pembelian setelah ada konfirmasi dari dealer. Meski terbilang praktis untuk pemantauan permintaan, langkah ini sempat dikeluhkan konsumen.

“Pemesanan saat ini masih kombinasi online dan offline. Yang online tetap diprioritaskan dapatnya. Nah, di daerah kepulauan, konsumen masih belum bisa online. Jadi kami display motornya, dan bantu registrasi di dealer via offline,” kata Dyon.

Kebutuhan untuk pasar global yang tak bisa ditolak, dan popularitas XMax di Tanah Air, lantas menyebabkan ketidakseimbangan antara permintaan dalam negeri dan ketersediaan produk. Mau tak mau, konsumen dipaksa menunggu. “Sebulanlah kira-kira (masa inden)," katanya.

Dalam situasi seperti ini, sudah sewajarnya pabrikan meningkatkan kapasitas produksi. Bukan sekadar mengalihkan alokasi pabriknya dan mengorbankan pasar tertentu. Sayang, kami tak sempat mengorek keterangan lebih lanjut dari YIMM terkait investasi mereka ke depan

Sumber : Oto.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya