Liputan6.com, Jakarta - Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, membuka hasil survei internalnya. Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding mengatakan, elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 tersebut masih tetap unggul dibandingkan rivalnya di Pilpres 2019.
"Terbaru, di kisaran angka 56 persen," ucap Karding saat dikonfirmasi, Rabu (6/2/2019).
Advertisement
Meski demikian, dia membeberkan ada beberapa daerah yang suara Jokowi-Ma'ruf masih kalah tipis dari pasangan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Di antaranya Jawa Barat dan Banten.
"Jabar sama Banten kalah 4 persen," kata Karding.
Sementara di DKI Jakarta, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul. Meskipun, jarak perolehan suaranya tipis.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Survei LSI Denny JA
Sebelumnya, Lembaga penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei mengenai pengaruh elektabilitas Capres-Cawapres usai debat perdana 17 Januari 2019. Survei digelar pada 18-25 Januari 2019.
Peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih unggul dibandingkan Prabowo-Sandiaga.
"Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin meraih 54,8 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 31,0 persen. Sementara yang masih belum memutuskan, atau rahasia, maupun tidak tahu dan tidak jawab, sebesar 14,2 persen," ucap Adjie di kantornya, Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Menurut dia, debat perdana capres cawapres tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap elektabilitas. Sebab, jika mengaca pada hasil survei Desember 2018, Jokowi-Ma'ruf 54,8 persen, Prabowo-Sandiaga 30,6 persen, dan tidak memilih atau menjawab 15,2 persen.
"Pascadebat kenaikan elektabilitas masing-masing paslon tidak signifikan. Jokowi-Ma'ruf naik 0,6 persen, dan Prabowo-Sandiaga naik 0,4 persen. Jadi tidak banyak berefek, karena angkanya cenderung sama," jelas Adjie.
Dia menuturkan, dari responden yang ada, hanya 50,6 persen menyatakan menonton debat 46,7 persen tak menonton, dan tidak menjawab 2,7 persen.
"Sedangkan yang menonton secara utuh hanya 29,6 persen. Yang hanya menonton sebagian saja 69,9 persen. Tidak tahu atau tidak jawab 0,5 persen," kata Adjie.
Advertisement