Pengakuan James Riady: Meikarta Bukan Ide Saya

James pun menjawab ia tahu proyek tersebut namun bukan ide dan gagasannya.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 06 Feb 2019, 17:43 WIB
James Riady dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Bandung

Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Lippo Group James Riady mengaku pernah bertemu dengan Bupati Bekasi Nonaktif Neneng Hasanah Yasin, di kediaman Neneng, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. James mengklaim pertemuan itu sebatas silaturahmi usai Neneng melahirkan di akhir 2017.

Hal tersebut diungkapkan James Riady dalam persidangan kasus suap perizinan Meikarta dengan terdakwa Direktur Operasional Billy Sindoro dan tiga terdakwa lainnya, pegawai Lippo Group, Henry Jasmen serta dua konsultan Lippo Group yaitu Taryudi dan Fitra Djaja Purnama, kembali digelar di Pengadilan Tipikor Bandung, Rabu (6/1/2019).

Awalnya, jaksa penuntut umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menanyakan James Riady soal proyek Meikarta. James pun menjawab ia tahu proyek tersebut namun bukan ide dan gagasannya.

"Proyek Meikarta bukan cetusan ide dari saya dan proyek saya pribadi. Waktu launching saya diundang untuk hadir karena bagian dari cara marketing mempromosikan," kata James.

James mengaku dirinya mendapat undangan dari Direktur PT Lippo Karawaci, Ketut Budi Wijaya untuk menghadiri beberapa launching Meikarta.

"Ada dua launching. Satu acaranya di Aryaduta. Kedua launching secara ril di lapangan waktu itu ribuan orang datang saya juga jadi ingin tahu," ucap James.

Dalam dua pertemuan tersebut, James mengaku tidak ada laporan terkait perizinan pembangunan Meikarta. "Tidak ada, pak jaksa," ujarnya.

Jaksa KPK, I Wayan Riana kemudian menjelaskan terkait pembentukan PT. Mahkota Sentosa Utama (MSU) sebagai perusahaan yang membangun Meikarta.

"Sepengetahuan saya memang ada PT MSU. Dimiliki sebagian oleh Lippo Cikarang. Lippo Cikarang adalah perusaahan besar tapi saya tidak tahu berapa persen sahamnya," kata James.

Kepada James, jaksa kemudian menanyakan kenal dengan Presiden Direktur Lippo Cikarang, Toto Bartholomeus.

"Saya kenal. Pak Toto tahun sebelumnya pernah bekerja di Lippo Bank. Beliau anak-anaknya sekolah di Pelita Harapan, di mana saya menjadi pembina di sekolah tersebut. Pak Toto termasuk yang aktif juga di sekolah," ungkapnya.

Sedangkan perkenalan dengan Billy, James mengaku sudah lama kenal. James mengenal Billy selama puluhan tahun dan anaknya juga sekolah di Pelita Harapan.

Namun saat ditanya jaksa terkait jabatan Billy di RS Siloam, James mengaku tak tahu.

"Saya tidak pernah kenal Pak Billy menjalani apa di RS Siloam tapi beliau sering ke Siloam. Dia sering membantu orang sakit di Siloam," katanya.

"Saya tidak tahu dia berkantor di sana apa tidak. Ada jutaan orang datang dan masuk ke Siloam," tambah James.

Kemudian jaksa mendalami soal hubungan James dengan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin. James mengatakan, ia tidak pernah merasa dikenalkan dengan Neneng.

Namun, James mengaku pernah bertemu dengan Neneng. Ia berdalih pertemuan tersebut sebagai silaturahmi.

"Tapi entah di tahun berapa saya lupa tahunnya, saya datang ke Meikarta. Pak Toto ada di sana, setelah itu beliau mengajak jalan. Mau ke bupati. Dia bilang bupati lagi melahirkan. Saya juga baru tahu bupatinya wanita. Karena seorang ibu baru melahirkan, akhirnya menerima ajakan beliau kunjungan ke rumah bupati," aku James.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tidak Direncanakan

James Riady dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Bandung

Menurut James, pertemuan dengan Bupati Neneng tidak sama sekali direncanakan.

"Ingatan saya pertemuannya akhir tahun. Saya tanya kepada Toto, apakah ada alasan lain dia mau ke sana. Tidak ada, mau ucapkan selamat," ujar James.

Jaksa lalu bertanya bagaiamana pertemuan tersebut bisa dihadiri Billy Sindoro. James mengaku tak tahu. Ia bersama Toto langsung bertemu Billy di rumah Neneng.

"Seingat saya pada saat Pak Toto mengatakan akan ke rumah bupati, kami langsung berangkat. Beliau (Billy) sudah ada di sana," ujarnya.

James menjelaskan, pertemuan dengan bupati berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Menurutnya, tak ada pembicaraan mengenai izin proyek pembangunan Meikarta saat bertemu dengan Neneng. Dia juga mengatakan tak ada pembahasan bisnis dengan Neneng.

"Apakah pertemuan terkait dengan Meikarta," tanya Jaksa.

"Saya tidak tahu, tidak bisa menjawab," kata James.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya