Dirjen Pajak: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih di Atas Rata-Rata Dunia

Meski target ekonomi meleset, Dirjen Pajak menilai hasilnya sudah bagus.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 06 Feb 2019, 18:32 WIB
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 mendatang tidak jauh berbeda dari tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta -A Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan angkat bicara tentang melesetnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 yang telah diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (6/2/2019).

Sebagai informasi, BPS telah merilis angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen. Angka ini meleset dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,4 persen. Namun nampaknya hal ini tidak membuat Robert kecewa.

“Saya tidak terlalu kecewa dengan angka yang telah dirilis BPS meskipun meleset dari target pemerintah karena itu memang fakta yang ada,” ungkapnya saat ditemui usai acara Indonesia Economic and Investment Outlook 2019 dikantor Badan Koordinasi Pemberian Modal (BKPM), Rabu (6/2/2019).

Robert menambahkan, meskipun pada 2018 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,17 persen namun ini tergolong cukup bagus karena berada di atas rata-rata pertumbuhan perekonomian di dunia yang saat ini hanya pada angka 3 persen saja.

“Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 sebesar 5,17 persen dan itu bagus, karena tidak semua negara mampu mencapai angka tersebut,” ujarnya pada Rabu (6/2/2019).

Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 terbilang melambat hal ini tidak membuatnya kecewa, karena menurutnya hal ini juga terjadi pada perkembangan ekonomi secara global.


Jokowi Jelaskan Pentingnya Pembangunan Infrastruktur Bagi Indonesia

Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (28/4). Pemerintah menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di angka 5 persen belum memadai. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya bagi Indonesia mempercepat pembangunan infrastruktur yang merata di tiap daerah.

Menurut Jokowi, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu syarat agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lainnya.  

"Saya sampaikan ke menteri bahwa daya saing, 'competitiveness', tidak bisa tidak, kita harus kejar yang namanya infrastruktur sebagai syarat pondasi kita untuk bisa bersaing dengan negara lain," kata Jokowi di kediaman Ketua Dewan Penasihat Majelis Nasional Kahmi, Akbar Tanjung, di Jakarta, 5 Februari 2019.

Jokowi mengatakan, selama empat tahun msa pemerintahannya, jalan tol sepanjang 782 kilometer telah rampung dikerjakan. Sementara itu, total target pembangunan jalan tol hingga akhir 2019 di Indonesia yakni 1.854 kilometer.

Selain membangun infrastruktur besar seperti bandara, pelabuhan, jalan tol, maupun bendungan, pemerintah juga membangun infrastruktur skala kecil melalui dana desa di pelosok-pelosok.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, dana desa dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur seperti jalan desa, embung, pengairan sawah, dan pasar-pasar desa.

"Saya kaget, sampai akhir tahun 2018 kemarin, telah dibangun kurang lebih 191 ribu kilometer jalan-jalan di desa-desa. Jumlah yang sangat banyak sekali," kata Jokowi seperti dilansir dari Antara.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya