Liputan6.com, Jakarta Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak perlu takut atau ragu jika ingin terjun ke industri farmasi. Mereka tetap bisa menggeluti dunia tersebut.
Head of Kalbe Learning Center Micha Catur Firmanto mengatakan, lulusan SMA, SMK, atau sederajat di Indonesia cukup besar. Namun, mereka juga harus siap untuk melanjutkan kehidupannya dengan bekerja.
Advertisement
"Harus ada yang peduli, bagaimana pendidikan mereka sendiri untuk bekerja," kata Micha ditemui Health Liputan6.com di Pulo Gadung, Jakarta Timur pada Rabu (6/2/2019).
Salah satu pusat pembelajaran yang dimiliki perusahaan farmasi di Indonesia adalah Kalbe Learning Center (KLC). Hingga saat ini, pusat pembelajaran ini telah meluluskan 7.476 trainer yang siap bekerja di industri farmasi.
"Kalbe Learning Center menjadi jembatan penghubung antara calon karyawan lulusan SMK atau SMA dengan seluruh manufaktur farmasi Kalbe dalam mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan dasar calon karyawan yang dipersyaratkan untuk bekerja di perusahaan farmasi," ujar Presiden Direktur PT Kalbe Farma, Vidjongtius.
Simak juga video menarik berikut ini:
Memperkenalkan lulusan SMA dan SMK pada dunia kerja
Micha menambahkan, KLC tidak hanya menyasar lulusan SMA atau SMK saja. Ada banyak lulusan lain seperti apoteker atau D3 yang menjadi bagian dari KLC itu sendiri.
"Kenapa SMA atau SMK menjadi topik yang menarik, karena populasi mereka cukup besar dan serapan harus besar juga. Karena jika tidak mereka akan kehilangan kesempatan. Di situlah kami memainkan peranan," imbuh Micha.
Selain itu, lulusan SMA dan SMK juga diperkenalkan ke dunia industri farmasi. Sebelum mereka benar-benar masuk ke dunia pekerjaan.
"Sehingga mereka tidak kaget. Karena kalau mereka kaget, dalam proses rekrutasi juga tidak akan bisa lolos. Ini memperbesar peluang mereka juga untuk bekerja," tambahnya.
Micha sendiri berharap, keberadaan pusat pembelajaran semacam ini juga bisa bekerja sama dengan institusi pendidikan. Bukan tentang memperbanyak lokasi pusat pembelajaran.
"Tapi bagaimana banyak sekolah untuk bisa mendapat kesempatan untuk bisa belajar di sini," kata Micha.
"Kami sendiri akan berkunjung ke sekolah-sekolah. Ini akan menjadi peluang yang lebih besar ketika bekerjasama dengan institusi pendidikan, untuk bagaimana pusat pembelajaran ini modulnya, silabusnya, kurikulumnya, bisa mereka pelajari."
Advertisement