Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima seluruh keluhan dan masukan dari petani tebu soal produksi gula di Tanah Air. Jokowi berjanji akan mencari solusi atas persoalan yang terjadi.
"Intinya yang saya tangkap pertama mesin-mesin dari pabrik BUMN harus direvitalisasi, bisa diterima," ucap Jokowi saat bertemu petani tebu di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/2/2018).
Jokowi kemudian berbicara tentang permintaan petani tebu agar pemerintah menaikkan harga gula ke angka Rp 10.500 dari sebelumnya Rp 9.700 per kg. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta waktu sekitar seminggu untuk mengumpulkan sejumlah pihak terkait guna meminta pendapat.
Baca Juga
Advertisement
"Harga minta naik ke Rp 10.500 per kg, tolong diberi waktu seminggu saya akan undang pak Mitro (petani tebu) dan mungkin dari DPD nanti saya undang, dari APTRI (Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia) bicara soal ini," kata dia.
"Jangan saya baru tahu terus minta diputuskan. Intinya semangatnya kita naikan berapanya belum diputuskan," imbuh Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga berjanji akan menyelesaikan persoalan distribusi bantuan sosial tebu yang tidak merata. Termasuk kendala dalam urusan KKPE (Kredit Ketahanan Pangan).
Berikutnya Jokowi akan mencari jalan keluar mengenai sistem bagi hasil antara petani tebu dengan pabrik gula."Sistem bagi hasil tetap dipertahankan akan ditindaklanjuti. Kemudian yang menarik dari pak Mulyadi (petani tebu) rendemen individu betul gak penting? sehingga semangat perbaiki rendemennya," kata Jokowi.
Reporter: Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Bertemu Jokowi, Petani Minta Harga Gula Naik Jadi Rp 10.500 per Kg
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) bertemu petani tebu di Istana Negara, Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, para petani menyampaikan sejumlah keluhan mulai dari rendahnya harga hingga penutupan pabrik gula.
"Petani tebu hari-hari ini alami agak sulit menjual gula kami di pasar. Alhamdulillah dalam kondisi begitu, bapak perintahkan Bulog untuk membeli gula petani Rp 9.700 tapi ini masih di bawah BPP (biaya pokok produksi) kami," kata salah satu petani tebu, Sumitro Samadikun di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Sumitro menuturkan, idealnya Bulog membeli gula petani dengan harga Rp 10.500 per kg sesuai biaya pokok produksi.
Selain itu, petani juga mengeluhkan sikap Bulog yang hanya membeli gula petani yang berafiliasi dengan BUMN dengan harga Rp 9.700 per kg. Sementara gula yang diproduksi petani biasa hanya dihargai Rp 9.000 per kg.
"Apa yang dilakukan Bulog belum menyentuh seluruh petani," ujar dia.
Sumitro juga menyinggung kebijakan pemerintah yang mengimpor gula. Menurut dia, kebijakan tersebut menjadi salah satu pemicu jatuhnya harga gula dalam negeri.
"Impor masih diperlukan. Namun, saat stok gula masih ada, sementara tidak impor sampai produk kami 2019 bisa masuk pasar," ucapnya.
Advertisement