Liputan6.com, Manado - Usai tertutupnya akses jalan menuju Kampung Batubulan oleh guguran lava Gunung Karangetang, proses distribusi bantuan bagi pengungsi terpaksa dilakukan melalui jalur laut. Sayangnya, cuaca buruk berupa gelombang tinggi kini menjadi kendala.
"Faktor cuaca jadi kendala utama dalam proses pendistribusian bantuan ke Kampung Batubulan. Tadi pagi speedboat yang kami pakai terpaksa balik saat di perjalanan karena terjangan ombak," ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Sitaro Bob Wuaten ST, Rabu, 6 Februari 2019.
Baca Juga
Advertisement
Menyiasati kondisi itu, Bob mengatakan, pemerintah daerah tetap berupaya menyalurkan bantun dengan menggunakan armada laut berukuran lebih besar. "Karena ini sudah tanggung jawab pemerintah, makanya kami tetap menyalurkan bantuan dengan menggunakan pajeko (perahu nelayan)," ujar dia.
Bantuan yang disalurkan siang tadi khususnya bahan makanan untuk kebutuhan pengungsi erupsi Gunung Karangetang selama 14 hari ke depan. Karena memang faktor cuaca tidak memungkinkan untuk menyalurkan setiap hari.
Bantuan bagi para pengungsi erupsi Gunung Karangetang terus berdatangan dari berbagai pihak. Selain dari internal pemerintah daerah, telah diterima bantuan dari BPBD Provinsi Sulawesi Utara, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe, PMI Sitaro serta BRI Cabang Tahuna.
Bupati Sitaro Pastikan Kebutuhan Pengungsi Terpenuhi
Setelah proses evakuasi warga akibat lelehan lava Gunung Karangetang, Sabtu, 2 Februari 2019, berbagai bantuan terus mengalir di tempat pengungsian. Bupati Kabupaten Kepulauan Sitaro, Evangelian Sasingen memastikan kebutuhan logistik dan lainnya terpenuhi.
"Semua pengungsi yang terdampak bencana gunung akan kami perhatikan, baik yang ada di Batubulan maupun di Gereja Gereja GMIST Nasaret Niambangeng. Intinya, penanganan pengungsi merupakan tugas dan tanggungjawab yang wajib kami laksanakan dengan baik," kata Evangelian.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, bantuan yang telah disalurkan antara lain berasal dari Dinas Sosial, Sekretariat dan anggota-anggota DPRD Sitaro, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sitaro, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe hingga BPBD Provinsi Sulawesi Utara.
"Setiap bantuan yang diterima, didata dulu lalu disalurkan ke masyarakat di pengungsian sesuai kebutuhan," kata Kepala BPBD Sitaro, Bob Wuaten.
Selain kebutuhan pokok berupa bahan makanan dan minuman, bentuk lain bantuan yang masuk di antaranya selimut, tikar, kasur, masker serta beberapa kebutuhan penunjang lainnya.
"Selain kebutuhan-kebutuhan itu, kami juga mendapatkan bantuan personel dari BPBD dan Basarnas Tahuna. Mereka ditugaskan untuk membantu proses evakuasi melalui jalur laut," ujar Bob.
Data terakhir yang diperoleh dari pemerintah Kecamatan Siau Barat Utara (Sibarut) sebagai daerah terdampak, jumlah warga yang mengungsi telah berkurang menjadi 95 warga.
"Jumlahnya berkurang karena ada beberapa pengungsi yang diambil keluarga mereka untuk tinggal sementara di beberapa tempat berbeda," ungkap Camat Sibarut Chatrine Lukas.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement